Opini-opini itu sampai ke kuping Graham Potter.
Pelatih berusia 47 tahun itu membantah anggapan bahwa dirinya kurang garang.
Potter juga mengatakan bahwa kariernya sebagai pelatih tidak akan membawanya melatih klub elite seperti Chelsea dengan hanya mengandalkan sikap ramah.
“Tentu saja saya bisa marah. Saya juga manusia seperti kalian semua. Hanya saya memilih bersikap sesuai dengan yang saya anggap benar,” kata Potter melanjutkan.
“Menurut saya pemberitaan soal saya tidak bisa marah datang dari media yang sama yang membahas soal masalah wasit di level akar rumput. Mereka tidak melihat hubungan dua topik ini.”
“Menurut saya, wajar kalau kita sesekali marah. Di saat yang sama saya punya tanggung jawab kepada diri sendiri, Chelsea, dan pertandingan untuk bersikap yang tepat sesuai pendapat saya dan bukan orang lain.”
“Saya memulai karier sebagai pelatih dari divisi sembilan dan sekarang ada di tahap melatih klub sekelas Chelsea dan bisa tampil di Liga Champions.”
“Kalau Anda mengira saya bisa sampai level ini karena bermodal sikap baik atau tidak pernah marah, saya bisa bilang Anda tidak kenal saya yang sebenarnya,” tutur pelatih asal Inggris tersebut mengakhiri.
Graham Potter tidak punya banyak waktu berkutat dengan pendapat tentang dirinya.
Ia akan mendampingi Chelsea melakoni laga leg 1 babak 16 besar Liga Champions melawan Borussia Dortmund di Signal Iduna Park, Rabu (15/2/2023) atau Kamis pukul 03.00 WIB.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Sky Sports, talkSPORT |
Komentar