BOLASPORT.COM - Joan Mir pernah mengatakan bahwa dia memiliki perbedaan karakter dengan rekan setim barunya, Marc Marquez. Namun, soal preferensi, keduanya punya cukup banyak kesamaan.
Setidaknya itulah yang diperlihatkan dua pembalap Repsol Honda tersebut dalam kuis yang diunggah di akun media sosial resmi MotoGP di Instagram pada Sabtu (26/2/2023).
Tampak bagaimana Marquez dan Mir lebih sering memilih opsi yang sama daripada tidak dari 10 pertanyaan yang diberikan.
Mereka satu suara soal lebih pilih mana: Messi atau Ronaldo, Djokovic atau Nadal, logika atau perasaan, bangun pagi atau tidur lagi, pahlawan atau anti-pahlawan, sirkuit cepat-dan-mengalir atau stop-and-go.
Enam dari 10 pertanyaan. Tidak buruk-buruk amat untuk dua pembalap yang dirasa punya sifat berbeda.
"Pastinya saya tidak memiliki karakter Marquez," tandas Mir dalam wawancara setelah dirinya menjadi juara MotoGP pada 2020, dilansir dari Corsedimoto.com.
Mir merasa lebih mirip dengan musuh bebuyutan Marquez yaitu Valentino Rossi.
Malahan penampilan Mir dengan baju balap Repsol Honda mirip The Doctor pada masa jayanya dengan aksen kuning serta merek helm dan perlengkapan lomba yang sama.
"Pembalap yang paling banyak saya amati untuk memahami apa yang dilakukannya dan apa yang tidak dilakukannya adalah dia," terang Mir soal Rossi.
Baca Juga: Invasi Angsa Bantu Kemenangan Eks Murid Valentino Rossi pada WSBK Australia
"Dia dia juga karakter yang paling saya kenali. Bukan karena saya ingin seperti Valentino, tetapi cuma karena mungkin dia paling mirip dengan saya."
Kini, pertanyaannya adalah seberapa lama masa bulan madu Marquez dan Mir sebagai rekan setim baru akan berlangsung.
Saat sebagian pembalap menyembunyikan masalah mereka dengan rekan setim, Marquez justru secara terang-terangan mengakuinya.
Pengakuan Marquez diungkapkan dalam video dokumenter terbarunya yang bertajuk "Marc Marquez: All In".
Marquez bahkan mengaku sudah mengalaminya sejak bersama Dani Pedrosa, rekan setimnya yang paling awet sekaligus paling setara.
Tahun-tahun pertama Marquez dan Pedrosa sebagai duet di Repsol Honda (2013-2018) diwarnai tensi yang cukup panas.
Marquez yang datang sebagai debutan justru mampu melangkahi Pedrosa yang awalnya merupakan pembalap nomor satu di pabrikan berlogo sayap tunggal ini.
Saat beradu pengaruh untuk posisi penting ini, Marquez tidak segan melakukan sabotase dengan menyingkirkan pemutakhiran yang akan menguntungkan Pedrosa.
"Ini semacam trik yang dilakukan semua orang, tetapi orang-orang tidak membicarakannya," aku juara dunia delapan kali ini sebagaimana diberitakan Crash.net.
Baca Juga: Marc Marquez Harus Jadi 'Pelacur' kalau Mau Juara MotoGP Lagi
"Saya tidak pernah menjadi rekan setim yang baik. Kita harus membuat hidup rekan setim menjadi mustahil, kalau kita bisa," imbuhnya.
Marquez sendiri kini akan berada di posisi yang berbeda. Untuk pertama kalinya, selain ketika bersama adiknya, Si Semut Cervera akan memiliki rekan setim yang lebih muda.
Bagi Marquez, fenomena terunggulinya pembalap yang lebih berpengalaman adalah hal yang lumrah.
Apa yang bisa dilakukannya adalah menundanya selama mungkin. Menghindar pun bukan opsi Marquez karena menurutnya, situasi ini bisa memacunya untuk meningkatkan diri.
"Tentunya ketika kita punya rekan setim seperti Joan yang memenangi lomba dan kejuaraan di MotoGP dan Moto3, maka situasinya menjadi rumit," ujar Marquez.
"Akan tetapi saya menerima masalah ini karena artinya kami akan bersaing untuk posisi yang jauh lebih bagus dan itu penting."
Baca Juga: Marc Marquez : Suatu Hari Rekan Setim yang Lebih Muda Akan Mengalahkan Saya, Itulah Hidup
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com, Crash.net |
Komentar