Jumlah ini terlalu banyak dan tidak cocok dengan metode kepelatihan Potter.
Dikutip BolaSport.com dari The Daily Mail, Potter terbiasa turun langsung dalam sesi latihan dan bekerja membentuk pola permainan.
Potter biasa menggunakan metode 11 lawan 11 untuk latihan, tetapi sekarang harus mengubah metode agar semua pemain bisa terlibat.
Time to stick together. Thank you for your support today. pic.twitter.com/ledWc75Ta5
— Chelsea FC (@ChelseaFC) February 26, 2023
Alternatif lain, dia harus memastikan beberapa pemain bekerja dalam grup-grup kecil sampai kehadiran mereka dibutuhkan.
Perubahan metode ini yang membuat Chelsea tidak punya kesinambungan antara satu sesi dan sesi berikutnya, yang berdampak ke permainan di lapangan.
Graham Potter pun pernah angkat bicara soal ini, tepatnya ketika ia harus mengeliminasi sejumlah pemain dari skuad di Liga Champions.
“Punya sangat banyak pemain memiliki tantangan tersendiri, termasuk dari soal peran para pemain di tim karena mereka semua ingin berpartisipasi,” kata Potter.
“Mereka semua ingin bermain, berada di lapangan, dan membantu tim. Ketika tidak bermain, hal itu jadi tantangan, termasuk di klub ini.”
“Ketika sebuah klub melewati periode transisi dan menjalani semua yang dilewati Chelsea, akan ada periode ketika segalanya menjadi lebih berat.”
“Pekerjaan tim jadi tidak optimal. Akan tetapi, saya tidak mau protes, karena saya harus melakukan yang terbaik untuk mendukung dan menangani klub.”
Baca Juga: Yakin Dapat Trofi Kedua, Ten Hag Hampir Telantarkan Piala Liga Inggris
“Selangkah demi selangkah saya ingin membuat Chelsea lebih bagus dibandingkan ketika saya pertama kali datang,” tutur Potter lagi.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Goal.com/en |
Komentar