BOLASPORT.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, menilai kemarahan para suporter timnya sangat wajar dan beralasan.
Chelsea belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pada musim 2022-2023.
Buktinya ada pada pekan ke-25 Liga Inggris melawan Tottenham Hotspur, Minggu (26/2/2023) di Tottenham Hotspur Stadium, London.
Hakim Ziyech dkk kalah 0-2 dari tuan rumah karena gol-gol Oliver Skipp (46’) dan Harry Kane (82’).
Kekalahan ini adalah yang ketiga secara beruntun untuk The Blues di semua ajang.
Mereka pun hanya satu kali menang sejak awal tahun 2023.
Efeknya jelas terlihat. Chelsea tersisih di urutan ke-10 pada klasemen sementara Liga Inggris musim ini dengan 31 poin, alias hanya berjarak 10 angka dari zona degradasi.
Graham Potter pun menjadi sorotan.
Baca Juga: Sindir Manchester United, Legenda Arsenal Remehkan Juara Piala Liga Inggris
Hasil buruk yang diraih timnya menjadikan pria berusia 47 tahun itu pelatih Chelsea dengan rasio kemenangan terburuk sejak era Premier League.
Rapor produktivitas klub dengan lima titel Liga Inggris itu pun jeblok.
Tim yang juga memenangi dua gelar Liga Champions tersebut hanya sanggup satu gol di enam pertandingan terakhir.
Suporter pun mulai gerah karena klub kesayangan mereka tidak kunjung menunjukkan perbaikan.
Akibatnya, beberapa bagian dari mereka tidak segan meminta manajemen klub mendepak Potter.
Dia dianggap gagal membuktikan kelayakan melatih klub asal London Barat tersebut sejak datang pada September 2022.
Bahkan, tak sedikit yang meminta Chelsea merekrut kembali Thomas Tuchel, pelatih yang perannya Potter gantikan setelah dia dipecat.
Baca Juga: Casemiro Ekspos Satu Keburukan Bruno Fernandes di Final Piala Liga Inggris
Dikutip BolaSport.com dari London Evening Standard, Potter menanggapi kalem kemarahan para penggemar timnya.
Ia menyebut reaksi para suporter sangat wajar dan valid.
“Suporter Chelsea bersikap sangat adil. Mereka sudah menunjukkan dukungan ke tim. Saya tidak punya komplain akan sikap mereka,” ucap Potter.
“Mereka berhak merasa frustrasi, jengkel, dan marah dengan hasil Chelsea, dan itu tanggung jawab saya. Saya tidak akan memprotes para suporter," ujarnya.
Sosok yang mengawali karier kepelatihannya bersama Leeds Carnegie itu juga menerima jika suporter klub kehilangan kepercayaan atas dirinya.
“Pertanyaan soal itu selalu ada, dan tidak mungkin dihentikan. Walau hasil Chelsea ini harus diterima, saya juga paham kalau suporter meragukan saya. Itu bagian pekerjaan,” kata Potter.
Di saat yang sama, mantan pelatih Brighton & Hove Albion itu menekankan bahwa para pemainnya punya keinginan untuk membalikkan situasi.
Baca Juga: Erling Haaland Ingin Bisa Main Satu Tim dengan Kylian Mbappe
“Saya bisa merasakan para pemain ingin memutarbalikkan keadaan tim. Ini bukan soal Chelsea kurang berusaha atau kurang punya tekad untuk menang,” ujarnya.
“Hanya saja, saat ini memang klub kami berada dalam situasi dan momen yang berat. Hasil-hasil Chelsea tidak baik.”
“Menurut saya, penampilan Chelsea lebih baik dibandingkan dengan hasil akhir tim, tetapi pada akhirnya kekalahan-lah yang kami terima tidak peduli upaya yang dikerahkan.”
“Kondisi semacam tentu berat untuk para pemain, klub, dan suporter yang menurut saya juga sudah menunjukkan dukungan yang luar biasa.”
“Sekarang, Chelsea harus terus melakoni pertandingan, bekerja keras, dan percaya bahwa segalanya bisa berubah,” tutur dia.
Skuad Graham Potter akan bersua Leeds United di Elland Road, Sabtu (4/3/2023) pada lanjutan Liga Inggris.
Setelah itu, mereka akan menjamu Borussia Dortmund pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (8/3/2023) pukul 03.00 WIB.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Standard.co.uk |
Komentar