Dengan menggunakaan sepatu bekas hasil memburu dari penampungan sampah setiap Jumat dan Minggu, dia merangkai mimpi menjadi pesepak bola.
"Terkadang Anda menemukan sepatu merek Nike di kaki kanan dan Reebok di kaki kiri. Kakak saya menambal semuanya dengan bagus. Itulah bertahan hidup," tutur Osimhen.
Masa kecil suram tidak memadamkan mimpi, justru hal tersebut dia jadikan motivasi dalam perjalanan menuju puncak karier.
Semua memori tersebut berjasa membentuk mentalitas baja, sikap pantang menyerah, dan keinginan terus maju bagi diri sang bomber ketika dewasa.
"Saya sering berpikir dari mana saya datang dan kemana ingin pergi. Ketika memikirkan Olusosun, ini adalah sebuah tempat yang tidak menjanjikan Anda apa pun," ucapnya.
"Jalan hidup saya tak pernah mudah, tapi saya tak pernah menyerah," ungkap pengidola Didier Drogba.
Keterikatan Osimhen dengan masa lalu yang berat tetap terjaga sampai sekarang.
Baca Juga: Yang Lain Nonton Saja, Napoli Siap-siap Rayakan Scudetto Liga Italia di Tanggal Ini
Pemain bernomor punggung 9 di Napoli itu masih memiliki sepatu bola pertamanya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Gazzetta.it, goal.com/it, napolimagazine.com |
Komentar