Sepatu yang bukan dari hasil mencari di tempat sampah.
"Sepatu itu rusak tapi masih ada. Kakak saya, Andrew, yang memberikannya. Kami membeli itu di Pasar Yaba," ujarnya.
"Saya juga menunjukkan sepatu ini kepada adik saya ketika tumbuh besar. Agar dia mengerti dari mana kami memulai semuanya," kata Osimhen, dikutip BolaSport.com dari wawancara dengan Napoli Magazine.
Karakter tak kenal menyerah untuk mengejar mimpi menjadi pedoman bagi Victor Osimhen.
Dari memulai perjalanan bersama akademi lokal, Ultimate Strikers Academy, kariernya terus menanjak.
Ia gemilang bersama timnas junior Nigeria, lalu direkrut Wolfsburg, Lille, dan akhirnya menyandang rekor pemain termahal dalam sejarah Napoli ketika diangkut seharga 80 juta euro pada 2020.
Nominal itu masih tercatat sebagai nilai transfer termahal bagi pemain Afrika.
Sesuatu yang sulit digambarkan ketika dirinya masih menjual air botolan di jalanan Lagos dahulu.
Satu fakta lain mengenai Osimhen, cita-cita sebagai pesepak bola pada awalnya justru tidak disetujui ayahnya, Patrick.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Gazzetta.it, goal.com/it, napolimagazine.com |
Komentar