"Tadi saya hanya mencoba mengeluarkan permainan saya," ungkap Gregoria, sebagaimana tertulis dalam siaran pers PBSI.
"Tidak menyangka laganya seperti itu (sangat cepat)," tandasnya.
Terlepas dari Pusarla yang memang baru comeback setelah cedera, kemenangan Gregoria atas tunggal putri terbaik India itu tetap tidak tersamarkan.
Bukan hanya latar belakang Pusarla sebagai eks juara dunia serta pemenang medali perak dan perunggu Olimpiade saja yang menjadi sorotan.
Rekor pertemuan sebelumnya juga menjadi catatan tersendiri.
Sudah menghadapi Pusarla sejak masih berusia 15 tahun, Gregoria baru bisa menang delapan tahun berselang setelah ditempa tujuh kekalahan beruntun.
Selain itu, pada semifinal sebelumnya, Gregoria juga sukses menyungkurkan unggulan teratas sekaligus andalan tuan rumah, Carolina Marin.
Gregoria berhasil bangkit meredam penakluk Pusarla pada final Olimpiade Rio 2016 tersebut melalui pertarungan tiga gim.
Faktor tampil di kandang pun tidak dapat menyelamatkan Marin dari laju kuat Gregoria walau ada faktor lain yang memengaruhi penampilannya.
Baca Juga: Spain Masters 2023 - Grafik Meningkat Gregoria hingga Klimaks Kalahkan 2 Juara Dunia Berbuah Manis
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI |
Komentar