"Ini bukan kali pertama Indonesia mengambil langkah melawan atlet Israel."
"Pada tahun 1958, Indonesia (bersama dengan Turki dan Sudan) keluar dari babak kualifikasi Piala Dunia untuk menghindari bermain melawan Israel."
"Saat ini, Turki dan Sudan sama-sama memiliki hubungan dengan Israel."
"Sementara posisi Indonesia terhadap negara Yahudi tetap membeku seperti 65 tahun lalu," tulis mereka.
Lebih lanjut, Jerusalem Post menyebut sikap anti-Israel merugikan Indonesia sendiri, terutama kesempatan para pemain mudanya untuk bersaing di level internasional.
"Antipati terhadap Israel begitu membutakan Indonesia sehingga negara tersebut mengambil langkah yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri."
"Menjadi tuan rumah turnamen ini akan memungkinkan tim junior mereka, yang tidak memenuhi syarat atas kemampuannya sendiri, untuk berpartisipasi."
Selain itu, juga bunuh diri mematikan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri yang dinilai mereka mengalami kerugian besar.
"Dan menjadi tuan rumah turnamen diharapkan dapat menghasilkan pemasukan beberapa ratus juta dolar ke dalam ekonomi lokal," tulisn laporan Jerusalem Post.
Baca Juga: Gubernur Bali Tolak Kehadiran Israel di AWBG 2023, Menpora Bergerak Cepat
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Jerusalem Post |
Komentar