Saat ini, tim yang diwaspadai Indonesia adalah Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Thailand.
"Seluruh pemain kecuali Thailand tidak pernah melaksanakan kejuaraan dunia. Satu tahun lalu, mereka benar-benar full. Kami melihat progress-nya mereka bisa menjadi pesaing baru."
Baca Juga: Rivan Nurmulki dkk Tidak Ikuti Seleksi Liga Korea Selatan demi Persiapan SEA Games 2023
"Artinya selama ini kami melihat tim Vietnam, Kamboja, Filipina. Saya pikir Thailand kembali ke performanya dan itu menjadi lawan berat bagi kita," aku Loudry.
"Kalau putri, potensi perak dengan komposisi sekarang. Kita lupakan Thailand, anggap saja nggak ada. Jadi, siapa pun tim yang masuk ke final dia sudah jadi juara SEA Games."
Dengan kondisi yang terus berulang setiap SEA Games, Loudry ingin melakukan sejumlah perubahan dalam perekrutan tim.
"Pelatih akan kami kontrak, tidak seperti ini. Begitu timnya juar, ganti-ganti pelatih sehingga pola permainan timnas tidak ada, karena tergantung kualitas pelatih," ujar Loudry.
"Pelatih ini seleranya berbeda. Lalu, ada satu hal lagi masalah non-teknis pelatih yang terpilih membawa pemain klubnya kan agak subjektif. Sebaiknya kita mulai membina pemain muda, U-17, U-19, U-21."
"Alasannya karena dunia sudah membuat pola pertandingan seperti itu. Jadi, tidak ada lagi kejuaraan junior, yang ada kejuaraan kelompok umur yang dibagi tiga yakni U-17, U-19, dan U-21," tutur Loudry.
"Kalau dunia sudah membuat pola seperti itu, kenapa kami tidak mengikuti? Itu pola yang baik untuk setiap lini usia junior. Jika dibuat seperti itu semua bisa tersentuh oleh pembinaan."
Menurut Loudry, level tim putri voli sudah harus ke level Asia.
"Semenjak zaman senior saya, saya, kita sudah merajai di Asia Tenggara sehingga di kepengurusan ini visi kami bagaiman ke Asia jangan SEA Games lagi karena SEA Games sasaran antara," ucap Loudry.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar