BOLASPORT.COM - MotoGP masih belum bisa benar-benar melepas Valentino Rossi yang telah pensiun. The Doctor terlalu melekat sebagai ikon MotoGP di semua kalangan.
Bagaimanapun, nama Rossi masih sulit untuk ditinggalkan dari MotoGP.
Supremasi hingga periode masa balapannya yang berlangsung hampir 20 tahun bukan sekadar jadi faktor utama mengapa MotoGP susah melupakan The Doctor.
Bahkan, ada sejumlah pihak yang berasumsi bahwa penurunan penonton MotoGP pada tahun lalu sampai saat ini, terutama di Barat, tidak lepas karena faktor Rossi sudah pensiun.
Anggapan-anggapan ini terus mengalir dan hampir semua pun tidak ada yang menyangkal.
Rasanya seperti, tak ada Rossi, MotoGP tak seru lagi. Mungkin seperti itulah anggapan sejumlah penggemar.
Lalu apa sebenarnya yang dimiliki juara dunia sembilan kali itu hingga ia mampu 'menyihir' para penikmat balapan motor paling bergengsi di dunia itu?
Secar terbuka, Rossi sendiri juga tidak tahu jawaban pastinya.
Namun, ia menekankan bahwa selama ini, di ajang MotoGP pendiri VR46 Academy itu selalu berusaha menjadi sosok apa adanya.
Baca Juga: Yamaha Diprediksi Tak Jadi Lirik Toprak Razgatlioglu di MotoGP
Bahkan termasuk ketika ia mengalami masa-masa ketegangan dengan sejumlah pembalap atau rival lainnya.
Katakanlah seperti saat dengan Max Biaggi, Jorge Lorenzo sampai terakhir Marc Marquez.
"Entah bagaimana dengan beberapa alasan, saya dibilang berhasil menjangkau penggemar dari anak kecil sampai nenek-nenek (orang tua, red)," kata Rossi yang baru-baru ini diwawancarai La Stampa, seperti dikutip BolaSport.com dari Todocircuito.
"Jujur, saya sendiri tidak tahu mengapa bisa demikian."
"Tapi mungkin itu kombinasi dari hasil dan karakter saya," katanya.
Di sisi lain, Rossi beranggapan bahwa pada era MotoGP sekarang, para pembalap muda cenderung 'mudah' saling merangkul alias akrab. Sangat kontras ketika pada eranya dahulu.
Rossi tidak menilai itu hal buruk. Hanya saja, terkadang ia merasa ada sesuatu yang terasa 'palsu' dan hanya untuk kepentingan politik di depan media atau sejenisnya.
Inilah yang mungkin membuat watak-watak para pembalap MotoGP saat ini masih sulit ada yang menonjol. Karena tidak semuanya apa adanya.
"Apakah itu baik? Sebenarnya saya lebih menyukai era sebelumnya, ketika Anda mengatakan yang memang Anda pikirkan," ucap mantan rider yang erat dengan angka 46 itu.
"Sebuah hal yang manusiawi kalau Anda marah )cemburu) kepada mereka yang melakukan hal (prestasi) yang sama seperti Anda atau lebih baik dari Anda."
"Tidak peduli ini pekerjaannya apa, entah dokter, koki pizza atau pembalap. Karena menyembunyikannya terkadang membuat segaalnya justru lebih palsu," kata Rossi lagi.
Namun demikian, Rossi kembali mengingatkan bahwa era pers saat ini pun juga sudah sangat berbeda dibanding saat dia masih balapan.
Terutama media-media Barat yang sering memelintir kata demi kata.
"Sekarang semua yang Anda katakan memantul dari 300 situs (media) dan Anda bisa menanggung konsekuensinya selama dua minggu (terus dibicarakan)," kata Rossi.
"Anda hanya melakukan wawancara selama setengah jam, tapi mereka bisa mencari cara untuk mencari judul bombastis agar diklik. Itu yang menjengkelkan," katanya lagi.
Di sisi lain, Rossi sendiri dikenal sebagai pembalap yang tak jarang psywar dengan lawan. Apalagi jika lawan yang lebih dahulu memancing atau membuat kesalahan.
Tetapi psywar hanyalah psywar bagi Rossi. Pria 44 tahun itu bisa dibilang justru punya kendali amarah yang baik. Tak sekalipun Rossi pernah marah-marah di paddock hingga banting helm atau sarung tangan, seburuk apapun hasil balapannya.
"Saya belum pernah melihat Rossi menendang panel paddock atau sampai melempar helm," ujar Alex Briggs, salah satu mekanik kepercayaan Rossi, dikutip dari Corse di Moto.
"Bahkan ketika dia kehilangan gelar juara dunia, dia tidak pernah kehilangan kesabaran. Dia tetap menghormati pekerjaan dan upaya yang dilakukan orang-orang di sekitarnya," tutur Alex Briggs lagi.
"Apa yang dilakukannya (ketika kalah) adalah berhenti dan kemudian mencari penjelasan," ucap Briggs.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Todocircuito.com |
Komentar