"Jelas menyakitkan ketika mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan pergi ke tim pabrikan," kata Martin.
"Itu karena saya pikir akan seperti itu jadinya, tapi ada sebuah perubahan besar di tengah musim."
"Setidaknya saya memiliki material yang sama dengan para pembalap pabrikan dan itu sangat penting karena tahun lalu saya memiliki materi yang berbeda."
"Jadi sekarang tak ada lagi alasan bagi saya," tuturnya.
Motor Ducati Desmosedici GP22 yang dipakai Martin tahun lalu berbeda dengan GP22 versi pembalap tim pabrikan.
Permintaan Bagnaia pada awal musim membuat Ducati membuat versi hibrida dari GP21 dan GP22 yang akhirnya menghasilkan gelar juara.
Adapun musim ini pengembangan motor Ducati berlangsung dengan lebih mulus sehingga tidak ada lagi perubahan mendadak.
Dengan dukungan lebih baik, Martin sadar bahwa dia harus meningkatkan penampilannya. Sejauh ini dia baru sekali naik podium saat sprint GP Portugal.
Baca Juga: Pengalaman Cegah Johann Zarco Jadi Tukang Jagal Seperti Marc Marquez
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar