Selain Anthony, Taufik juga menyoroti tunggal putra teratas Indonesia lainnya, Jonatan Christie, yang secara fisik dianggap bisa mengimbangi performan Axelnsen.
"Kalau dari fisik bukan jaminan. Dulu saya juga sama. Saya tidak lebih tinggi lebih dari Axelsen, tetap saya bisa mengalahkan dia. Kalau Jojo (sapaan akrab Jonatan Christie), menurut anda emang dia paling pantas kenapa tidak," ucap Taufik.
Baca Juga: SEA Games 2023 - Malaysia Ketar-ketir Jumpa Indonesia, Kekuatan Ganda Putra Paling Ditakuti
"Makanya dari kemarin saya bilang di situ perlunya pelatih yang benar-benar paham. Bagi pelatih fisik, apa sih yang salah. Mereka seharusya koordinasi. Tadi disebut soal kondisi fisik seperti tinggi badan, tinggi besar lebih unggul."
"Tetapi, penonton ini jago dalam menganalisa. Kalau disuruh bermain tidak tahu sepeti apa. Nah, makanya nanti saya harap kalau bertemu langsung sama jonatan tanya saja. Kan badan sudah tinggi, sudah agus kenapa belum bisa mengalahkan Axelsen," ucap Taufik.
Taufik menjelaskan bahwa kalau untuk aspek tinggi badan, tidak ada fakta yang menunjukkan jika kondisi tubuh yang lebih pendek tidak bisa menjadi juara.
"Sekarang (Akane) Yamaguchi tingginya 169 cm bisa jadi juara. Makanya tidak ada yang tahu. (Carolina) Marin juga dulu latihannya di Cipayung dan permainanya seperti robot. Tetapi, dia bisa menjadi juara Olimpiade," kata Taufik.
"Spanyol dulu tidak memiliki pebulu tangkis karena mereka lebih banyak memiliki atlet balap motor. Tetapi, kita tidak ada yang tahu," kata ayah dua anak ini.
"Namun, dengan kemauan balik lagi soal keberuntungan. Kalau Tuhan bilang juara mau diapakan ya juara. Balik lagi ke Lee Chong Wei, tidak ada garis tangan juara Olimpiade. Tidak ada yang tahu. Juara cuma 1, tidak ada juara 2. Yang ada peringkat ke-2, peringkat ke-3."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar