Hanya beberapa saat setelah kecelakaan, Bagnaia terlipat pertengkaran dengan Vinales.
Masih diliputi kemarahan, Vinales memarahi dan memukul kepala Bagnaia yang belum sempat berdiri. Bagnaia membalas dengan mendorong Vinales.
Beberapa jam berselang Bagnaia dihujat karena komentarnya saat wawancara dengan media.
Ditanya pendapat soal insiden yang kian sering terjadi usai lomba, Bagnaia mencoba menunjuk selisih yang terlalu di dekat di antara pembalap.
Perbedaan yang makin tipis antara pembalap motor pabrikan dan satelit membuat semuanya makin bernafsu untuk merebut posisi terdepan sejak awal.
Baca Juga: Petinggi Yamaha Yakinkan Quartararo untuk Ikuti Rekomendasinya soal Pengembangan Motor
Risiko terjatuh karena memacu motor melewati batas performa tak diindahkan.
"Bahkan mereka yang tidak punya potensi mencoba menyalip enam pembalap dalam satu lap. Tidak seperti itu caranya," terang Bagnaia, dilansir dari GPOne.com.
Juara Dunia dua kali itu lantas menyarankan MotoGP kembali ke zaman Rossi-Lorenzo-Pedrosa-Stoner saat pembalap tim pabrikan punya margin lebih.
Tujuannya, agar pembalap tidak lagi bergerombol dalam satu grup besar pada awal lomba. Artinya, lebih banyak ruang untuk bermanuver.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | autosport.com, GPOne.com |
Komentar