"Ritmenya tidak benar-benar cepat, kecuali [Marco] Bezzecchi, dan artinya rombongan pembalap menjadi satu," imbuh murid Valentino Rossi ini.
"Kita harus kembali membuat sedikit jarak antara motor pabrikan dan satelit atau mencari solusi lain untuk meminimalisir insiden semacam ini."
Apes, kalimat tersebut membuat Si Pembalap Bernomor 1 dihujat.
Kualitas Bagnaia sebagai pembalap juara dipertanyakan karena dia dianggap meminta motor lawan-lawannya disunat.
Manajer Tim Tech3 sekaligus Presiden Asosiasi Tim Balap di MotoGP (IRTA), Herve Poncharal, bahkan menyebut Bagnaia berbicara "omong kosong".
"Kabar yang dirilis diambil di luar konteks karena interpretasi dari beberapa jurnalis," erang Bagnaia dalam klarifikasinya kepada Autosport pada 19 Mei.
"Setelah Le Mans, saya meninggalkan dunia MotoGP selama tiga hari, tanpa telepon, dan ketika kembali saya melihat kontroversi yang ditimbulkan dengan Poncharal."
"Ini dibesar-besarkan oleh situs resmi MotoGP."
"Efek bola saljunya bertambah besar dan makin besar ketika, tidak sekali pun, saya membuat komentar apa pun untuk menimbulkan kontroversi."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | autosport.com, GPOne.com |
Komentar