BOLASPORT.COM - Derita pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, bak terus terjadi selama dua pekan terakhir. Tak hanya psikis yang diuji tetapi juga fisik.
Terkini, Bagnaia diumumkan mengalami retak tulang talus di pergelangan kakinya.
Cedera ini timbul dari kecelakaan yang dialami Bagnaia saat balapan seri kelima MotoGP Prancis yang dihelat di Le Mans, Prancis, pada 14 Mei lalu.
Baca Juga: Deja Vu Sepang Clash, Pengakuan Murid Rossi Bezzecchi usai Dorong Marquez Keluar Trek
Pada lap kelima Bagnaia harus terbanting dengan keras ke permukaan gravel karena kontak dengan Maverick Vinales (Aprilia Racing) di Tikungan 10.
Bagnaia bersenggolan dengan Vinales saat berusaha memanfaatkan celah yang ditinggalkan rivalnya itu setelah menyalipnya di tikungan sebelumnya.
Pembalap asal Chivasso, Italia, itu awalnya hanya mengira pergelangan kakinya mengalami nyeri biasa.
Akan tetapi, rasa tidak nyaman ini bertahan hingga sekarang.
"Dia (Bagnaia) menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Misano, yang mendapati sebuah retak kecil pada tulang talusnya," tulis Ducati pada Minggu (20/5/2023).
Cedera ini menambah panjang daftar masalah yang dialami Bagnaia dalam dua pekan terakhir.
Hanya beberapa saat setelah kecelakaan, Bagnaia terlipat pertengkaran dengan Vinales.
Masih diliputi kemarahan, Vinales memarahi dan memukul kepala Bagnaia yang belum sempat berdiri. Bagnaia membalas dengan mendorong Vinales.
Beberapa jam berselang Bagnaia dihujat karena komentarnya saat wawancara dengan media.
Ditanya pendapat soal insiden yang kian sering terjadi usai lomba, Bagnaia mencoba menunjuk selisih yang terlalu di dekat di antara pembalap.
Perbedaan yang makin tipis antara pembalap motor pabrikan dan satelit membuat semuanya makin bernafsu untuk merebut posisi terdepan sejak awal.
Baca Juga: Petinggi Yamaha Yakinkan Quartararo untuk Ikuti Rekomendasinya soal Pengembangan Motor
Risiko terjatuh karena memacu motor melewati batas performa tak diindahkan.
"Bahkan mereka yang tidak punya potensi mencoba menyalip enam pembalap dalam satu lap. Tidak seperti itu caranya," terang Bagnaia, dilansir dari GPOne.com.
Juara Dunia dua kali itu lantas menyarankan MotoGP kembali ke zaman Rossi-Lorenzo-Pedrosa-Stoner saat pembalap tim pabrikan punya margin lebih.
Tujuannya, agar pembalap tidak lagi bergerombol dalam satu grup besar pada awal lomba. Artinya, lebih banyak ruang untuk bermanuver.
"Ritmenya tidak benar-benar cepat, kecuali [Marco] Bezzecchi, dan artinya rombongan pembalap menjadi satu," imbuh murid Valentino Rossi ini.
"Kita harus kembali membuat sedikit jarak antara motor pabrikan dan satelit atau mencari solusi lain untuk meminimalisir insiden semacam ini."
Apes, kalimat tersebut membuat Si Pembalap Bernomor 1 dihujat.
Kualitas Bagnaia sebagai pembalap juara dipertanyakan karena dia dianggap meminta motor lawan-lawannya disunat.
Manajer Tim Tech3 sekaligus Presiden Asosiasi Tim Balap di MotoGP (IRTA), Herve Poncharal, bahkan menyebut Bagnaia berbicara "omong kosong".
"Kabar yang dirilis diambil di luar konteks karena interpretasi dari beberapa jurnalis," erang Bagnaia dalam klarifikasinya kepada Autosport pada 19 Mei.
"Setelah Le Mans, saya meninggalkan dunia MotoGP selama tiga hari, tanpa telepon, dan ketika kembali saya melihat kontroversi yang ditimbulkan dengan Poncharal."
"Ini dibesar-besarkan oleh situs resmi MotoGP."
"Efek bola saljunya bertambah besar dan makin besar ketika, tidak sekali pun, saya membuat komentar apa pun untuk menimbulkan kontroversi."
"Sebaliknya, saya sadar bahwa ini adalah masalah yang sangat serius seperti keselamatan."
"Sayangnya, kita memasuki sebuah dinamika saat beberapa orang memilih untuk melihat kontroversinya daripada soal siapa yang menang atau duel-duel indah di lintasan."
Untungnya, Bagnaia tidak perlu mengkhawatirkan peluangnya untuk tampil di balapan berikutnya.
Cedera ini tidak memengaruhi rencana Bagnaia untuk berlomba dalam seri balap berikutnya yang akan digelar di negara asalnya, Italia.
Masih ada tiga pekan untuk memulihkan diri sebelum seri keenam MotoGP Italia pada 9-11 Juni di Sirkuit Mugello, Italia.
Bagnaia sendiri masih berada di puncak klasemen dengan 94 poin.
Sayangnya, catatan tiga kali gagal finis di lima lomba grand prix terakhir (sisanya kemenangan) membuat dia hanya unggul 1 poin dari rival terdekat, Marco Bezzecchi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | autosport.com, GPOne.com |
Komentar