BOLASPORT.COM - Jelang final Liga Europa antara Sevilla Vs AS Roma, Jose Mourinho tak khawatir dengan sejarah bagus sang rival sebagai raja gelar di kompetisi ini.
Jose Mourinho akan memimpin AS Roma pada final Liga Europa 2022-2023 melawan Sevilla di Puskas Arena, Budapest.
Laga tersebut mengambil waktu kick-off pada Rabu (31/5/2023) malam waktu lokal atau Kamis 02.00 WIB.
Mou mengakui superioritas Sevilla sebagai raja kompetisi antarklub level kedua di Benua Biru.
Los Nervionenses mengoleksi gelar terbanyak di Piala UEFA/Liga Europa dengan jumlah 6 trofi.
Masing-masing titelnya lahir pada musim 2005-2006, 2006-2007, 2013-2014, 2014-2015, 2015-2016, dan 2019-2020.
Adapun Roma baru mencicipi gelar level kontinental pertamanya di era modern pada musim lalu.
Baca Juga: Final Liga Europa - Sevilla Vs AS Roma, Duel Si Raja Gelar Melawan Tuan Sempurna
Mourinho membawa I Lupi menjuarai edisi inaugurasi UEFA Conference League 2021-2022.
Kalau di Piala UEFA/Liga Europa, pencapaian tertinggi Roma hanya runner-up musim 1990-1991.
Mereka cuma pernah juara di ajang Fairs Cup 1960-1961, kompetisi zaman bahela yang sering dianggap cikal bakal Piala UEFA.
Kendati begitu, Mourinho bersikap masa bodoh terhadap sejarah.
Menurut pelatih kondang asal Portugal, performa teraktual dari sebuah tim adalah modal terjelas untuk juara, bukan rekaman masa lalu.
"Semakin siap para pemain untuk turun di lapangan, makin sedikit tekanan yang mereka rasakan. Saya pikir sejarah tidak berperan," ujar Mourinho.
"Mendilibar (pelatih Sevilla) berpikir beda. Dia melihat timnya sebagai favorit (karena sejarah)."
"Final Europa adalah kebiasaan bagi mereka, tetapi buat kami ini adalah sesuatu yang bersejarah."
"Kami akan berada di sana. Kami pantas tampil di final ini setelah melalui 14 pertandingan," imbuhnya kepada Sportmediaset.
Baca Juga: AC Milan di Pot 3 Liga Champions, Siap-siap Masuk Sumur Maut Lagi
Mourinho mengakui bahwa materi skuad Sevilla lebih komplet.
Namun, dia juga yakin serigala-serigala muda Roma memiliki kematangan untuk menandingi rival.
"Sevilla memiliki tim yang hebat, dua tim yang bagus karena mereka punya 25 pemain top," ujarnya.
"Mereka punya lebih banyak pemain yang familier dengan kejuaraan Eropa."
"Mereka semua pemain yang sangat profesional dan memiliki banyak pilihan, tapi tak mengetahui pemain saya sebagai sebuah tim."
"Sementara kami memiliki pemain seperti Zalewski dan Bove yang sebelumnya biasa tampil di tim junior."
"Tapi kami datang ke final dengan siap setelah memainkan 29-30 pertandingan kompetisi Eropa dalam dua tahun," tutup sang pelatih pemenang dua titel Liga Champions.
Jose Mourinho sendiri berkesempatan membawa AS Roma juara back-to-back di pentas Eropa setelah memenangi UEFA Conference League musim lalu.
Sepanjang kariernya, Mou memiliki rekor bagus di pentas antarklub Benua Biru.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia - Kloter Liga Champions Komplet, Juventus Kebagian Liga Malam Jumat
Lima kali mentas di final kontinental, lima kali pula dia juara.
Masa kejayaan awal dialami The Special One bersama FC Porto di Piala UEFA dan Liga Champions secara beruntun (2002-2003, 2003-2004).
Kemudian Mourinho membawa Inter Milan kampiun Liga Champions (2009-2010) dan Manchester United di Liga Europa (2016-2017).
Kesempatan juara Liga Europa musim ini pun bakal melengkapi gelarnya musim lalu di kasta ketiga.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sportmediaset.mediaset.it |
Komentar