Masih kurang? Tambahkan catatan bahwa Inter Milan juga melakukan aksi sapuan terbanyak dengan 286 kali clearance di pertahanannya.
Data tersebut membuat awak Manchester City kudu siap-siap memutar otak guna mendobrak pertahanan yang dikawal Francesco Acerbi cs.
Namun, lini belakang Inter bukannya tak bisa ditembus.
Onana sudah 10 kali memungut bola dari gawangnya dan bahkan ada 12 klub yang memiliki angka kebobolan lebih baik dari mereka.
Hal menarik, justru Manchester City yang memuncaki daftar tim paling sulit dibobol karena baru 5 kali kemasukan.
Bukti bahwa permainan progresif dan dinamis ala Pep ampuh menyediakan sangat sedikit celah untuk dieksploitasi lawan.
Alarm keras bagi pasukan Inzaghi agar memaksimalkan pula peran Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, atau Edin Dzeko di samping mempertahankan kesolidan lini belakangnya.
Baca Juga: Lionel Messi ke Inter Miami, 3 Rekor Cristiano Ronaldo di Liga Champions Aman!
Perang strategi antara tim progresif versus reaktif ini akan menghasilkan pemenang trofi Liga Champions edisi ke-68.
Perbandingan Aspek Utama Ofensif vs Defensif
- Gol: 31
- Assist: 27
- Tembakan (on target): 193 (85)
- Penguasaan bola: 59,8%
- Clean-sheet: 7
- Kebobolan: 5
- Penyelamatan: 26
- Tekel total: 116
- Clearence: 127
- Balls recovered: 449
- Gol: 19
- Assist: 17
- Tembakan (on target): 154 (57)
- Penguasaan bola: 46,4%
- Clean-sheet: 8
- Kebobolan: 10
- Penyelamatan: 45
- Tekel total: 179
- Clearence: 286
- Balls recovered: 461
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | UEFA.com |
Komentar