BOLASPORT.COM - Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian mengakui target anak didknya tidak tercapai satupun pada gelaran turnamen kandang pada Indonesia Open 2023.
Hasil pahit kembali harus diterima nomor ganda putri Tanah Air pada rangkaian kompetisi bertaraf BWF World Tour Super 1000.
Berlaga di hadapan publik sendiri di Istora Senayan, Jakarta, nyatanya tidak membuat segalanya menjadi mudah bagi satu-satunya nomor yang meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu ini.
Ganda putri terbaik Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, gagal melaju jauh.
Apriyani/Fadia telah tersisih pada babak perempat final, Jumat (16/6/2023) kemarin.
Dikalahkan oleh pasangan Jepang sekaligus mantan ganda putri nomor satu dunia yang tengah merajut kembali jalan kebangkitan mereka, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Apriyani/Fadia kandas dalam dua gim langsung dengan skor cukup telak, 13-21, 13-21.
Permainan ganda putri peringkat lima dunia itu sedikit berbeda dari gaya bermain mereka biasanya yang lebih ke arah mode agresif menyerang.
Apriyani/Fadia terbawa arus pola permainan Fukushima/Hirota yang menerapkan permainan reli-reli panjang khas ganda putri.
Lob demi lob serang dilancarkan, Apriyani/Fadia kewalahan mengikuti tempo lawan.
"Bersyukur kami bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera, meski hasilnya tidak maksimal. Kami menilai lawan lebih punya banyak pengalaman," ungkap Fadia dikutip BolaSport.com dari Antara.
"Kami kesulitan untuk mendapatkan poin demi poin di laga ini," akunya.
"Harus lebih konsisten dan lebih fokus lagi ke depannya.
Sementara Apriyani, berjanji akan memperbaiki apa yang kurang dari chemistry dia dengan Fadia akhir-akhir ini di lapangan, dalam sejumlah turnamen terakhir yang mereka ikuti.
Sebagai sosok yang lebih senior, Apriyani memang yang dituntut untuk lebih 'ngemong'.
"Terlepas dari hasil di sini, kami akan saling menguatkan lagi satu sama lain. Kami harus menjadi seorang pemenang yang punya mental bertanding sangat baik," ucap Apriyani bertekad.
"Kami akan berproses membenahi beberapa faktor, mulai dari teknik di dalam serta di luar lapangan," tambah pemain 25 tahun itu.
Kegagalan Apriyani/Fadia, memastikan habisnya wakil ganda putri Tanah Air di Indonesia Open 2023.
Sebuah hasil yang tentu tidak diinginkan wakil tuan rumah. Termasuk pelatih ganda putri PP PBSI sendiri, Eng Hian.
Eng Hian mengakui bahwa terhentinya Apriyani/Fadia di babak delapan besar, meleset dari target dia.
Mantan partner Flandy Limpele sekaligus peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 itu menegaskan bahwa hasil kegagalan di Indonesia Open 2023 akan menjadi bahan evaluasi bagi dirinya dan tim ganda putri pelatnas.
"Ke depannya, untuk Apriyani/Fadia, harus lebih mempersiapkan diri lagi, khususnya daya tahan tubuh dan kekuatan," kata Eng Hian soal fisik anak didiknya.
"Hal itu diperlukan untuk lebih bisa menerapkan strategi di lapangan."
"Tentunya untuk Apriyani/Fadia, tidak memenuhi target. Pasti semua merasa kecewa karena hasil ini."
"Ke depannya, akan saya jadikan pembelajaran dari hasil ini dan akan kami evaluasi lagi," jelas pria asal Solo tersebut.
Di sisi lain, pelatih yang akrab disapa Koh Didi itu juga tetap mengapresiasi hasil para pelapis Apriyani/Fadia.
Walau hasilnya masih jauh dari ekspektasi, tetapi ia melihat ada perkembangan positif terutama dari para finalis SEA Games 2023, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi dan Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspita Sari.
"Untuk pasangan Ana/Tiwi dan Rachel/Trias, sudah terlihat progresnya. Saya cukup senang melihat hal itu, jadi ke depannya tinggal saya lihat prosesnya lagi," ungkap Eng Hian.
"Kalau untuk Ribka/Lanny, mereka belum bisa saya nilai karena berhadapan dengan teman sendiri," ucapnya merujuk pada duel derbi di babak pertama kontra Ana/Tiwi.
"Jadi (kalau mereka) belum bisa saya sampaikan banyak," pungkas Eng Hian.
Baca Juga: Link LIve Streaming Indonesia Open 2023 - Tinggal 2 Wakil, Tuan Rumah di Ujung Tanduk
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Antaranews |
Komentar