BOLASPORT.COM - Mimpi buruk yang baru saja dialami mengubah Marc Marquez. Pembalap Repsol Honda menatap seri MotoGP Belanda dengan aura yang berbeda.
Sebelumnya bisa dibilang hampir tidak ada yang bisa menghentikan Marc Marquez untuk mengejar kemenangan.
Risiko terjatuh, cedera, sampai kritik karena manuvernya yang agresif atau kurang etis tak pernah digubris sosok yang akhirnya merengkuh gelar juara dunia sebanyak delapan kali.
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Pesan Bos Ducati ke Jorge Martin: Beri Tahu Kami kalau Yamaha Mulai 'PDKT'
Akan tetapi, jelang seri MotoGP Belanda pada akhir pekan ini, Marquez membawa aura berbeda. Matanya tak lagi tertuju kepada hasil di lintasan.
"Saya tiba di Assen untuk melupakan akhir pekan sulit di Jerman," ujar Si Alien, dilansir BolaSport.com dalam keterangan resmi dari tim Repsol Honda.
"Kami memiliki satu balapan lagi sebelum jeda musim panas dan tujuannya adalah mengumpulkan banyak data yang bagus."
"Ini agar para teknisi bisa mengerjakannya selama beberapa pekan ke depan."
"Inilah fokus untuk akhir pekan ini, kami harus tetap tenang dan menghadapi akhir pekan ini dengan sebuah rencana yang jelas."
Marquez disinyalir telah disadarkan akan fakta bahwa krisis yang sedang dialaminya di Honda begitu sulit untuk diselamatkan.
Hasil buruk saat MotoGP Jerman menjadi buktinya.
Biasanya, GP Jerman adalah salah satu lomba di mana Marquez tetap bisa menang walaupun motornya memble. Namun, akhir pekan lalu Marquez dihadapkan dengan kenyataan pahit.
Alih-alih menjaga hegemoni di lintasan yang telah dimenanginya sebanyak 11 kali sepanjang karier, Marquez keteteran untuk sekadar bersaing di posisi tengah.
Padahal Marquez sudah bertaruh banyak. Berulangkali RC213V memberontak karena dipacu terlalu keras oleh Marquez yang frustrasi kepada kuda besinya sendiri hingga memberi jari tengah.
Lima kali Marquez terjatuh, tiga di antaranya highside di mana dia terlempar dari motornya dan ini termasuk insiden tunggal saat warm-up yang menyebabkan retak pada tulang jarinya.
Baca Juga: Pabrikan Jepang Memang Sedang Krisis, Yamaha dan Honda Makin Terhimpit
Marquez terlihat begitu terpukul saat kecelakaan terakhir. Dinyatakan fit untuk balapan, dia memilih mundur. "Saya belum siap," katanya, dinukil dari Crash.
Mengutip kalimatnya dalam wawancara dengan The Guardian, kali ini sang binatang buas tidak perlu disuruh masuk ke kandang.
"Saat cedera, saya seperti binatang di dalam penjara. Saya bilang ke dokter, 'jika Anda membuka pintunya, saya adalah binatang yang ingin keluar dan saya akan berlari. Jadi jangan buka pintunya sebelum Anda berpikir saya sudah siap.'" |
Eks pembalap Repsol Honda sekaligus juara dunia lima kali, Jorge Lorenzo, melihat Marquez sedih dengan situasi sulit yang sedang dihadapinya.
Dalam analisisnya di DAZN, Lorenzo merasa momen ini adalah momen sulit yang tidak pernah dibayangkan Marquez sebelumnya.
"Secara umum fisiknya baik-baik saja. Dia kembali sehat tetapi menemukan dirinya di tengah situasi tersulit dengan Honda dan makin jauh dari rival-rivalnya," ujar Lorenzo.
Tidak akan mudah bagi Marquez untuk pulih secara mental. Momen buruk yang terjadi berulang-ulang bisa memengaruhi kepercayaan dirinya.
"Pada akhirnya banyak perasaan buruk yang terakumulasi dalam tiga hari. Dan bersama-sama itu menyebabkan dirinya berkata bahwa ini tidak sepadan," imbuh Por Fuera.
Lorenzo berbicara dari pengalamannya.
Dituturkan Lorenzo bahwa serangkaian kecelakaan pada musim debutnya di kelas para raja sempat membuatnya berpikir untuk pensiun.
Baca Juga: Neraka Marc Marquez di MotoGP Jerman 2023, Belah Ducati Jadi 2 dan Salam Jari Tengah
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri serta keyakinan terhadap motornya pulih walau diiringi dengan sikap yang lebih berhati-hati.
Lorenzo melanjutkan, "Saya tidak tahu apakah Marc berada dalam situasi yang sama seperti jika berkata, 'Hati-hati, jika terus terjatuh seperti ini, saya bisa melukai diri saya lagi.'"
Melihat kalimat Marquez jelang MotoGP Belanda, Si Semut dari Cervera sepaham dengan Lorenzo dalam menghadapi kesulitannya.
Akan tetapi, ada hipotesis lain mengenai sikap menahan diri yang tiba-tiba ditunjukkan Marquez.
Sebagaimana diberitakan Motorsport.es, perubahan karakter Marquez ini juga bisa diartikan sebagai pesan serius kepada Honda yang belum menunjukkan gelagat ingin berubah.
Beberapa saat sebelum memutuskan mundur dari balapan MotoGP Jerman, Marquez terlibat diskusi dengan Direktur Honda Racing Corporation, Tetsuhiro Kuwata.
Disinyalir bahwa episode suram di Sachsenring kemarin membuat Marquez makin serius untuk mempertimbangkan keluar dari tim yang diperkuatnya sejak 2013.
Balas budi terhadap kesabaran Honda untuk menantinya pulih dari cedera panjang tampaknya sudah dirasa cukup bagi Marquez.
Opsi keluar bukannya tanpa risiko. Marquez bakal menghadapi penalti besar jika meninggalkan Honda sebelum kontraknya berakhir tahun 2024.
Akan tetapi, sebagaimana Valentino Rossi mengorbankan 70 persen gajinya demi kembali ke Yamaha dan menyelamatkan karier, bisa dimaklumi apabila sosok yang sama ambisiusnya ini mengambil langkah serupa di kemudian hari.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Theguardian.com, Motorsport.com, hondaracingcorporation.com, Crash.net |
Komentar