"Saat ini, ya, kami benar-benar sedang memainkan peran itu," ucap Dall'Igna kepada La Stampa, dikutip BolaSport.com dari GPOne Italia.
Pada saat yang bersamaan, Dall'Igna juga disinggung seputar pertanyaan bahwa kemajuan Ducati yang kian meroket sulit diimbangi kompetitor.
Terutama dari pabrikan Jepang.
Sebagaimana terlihat pada Honda dan Yamaha yang semakin jungkir balik mengatur set-up, menambah, memodifikasi motor mereka masing-masing demi mengimbangi ketangguhan Ducati.
Menurut Dall'Igna, akar permasalahan dari runtuhnya dominasi dua pabrikan Jepang itu adalah dari kesalahan mereka sendiri.
Dengan sedikit bernada sindiran, Dall'Igna tidak sungkan menyebut bahwa Honda dan Yamaha terlalu mendewakan satu pembalap top yang jadi andalan seorang.
Sementara feedback pembalap lain yang mungkin dirasa kurang kompetitif, tidak didengarkan.
"Kesalahan strategi mereka adalah hanya mengikuti (apa yang dikatakan) oleh satu pembalap," ucap Dall'Igna.
"Terlalu mendasarkan pengembangan motor mereka pada hasil dan sensasi pembalap protagonis (yang berbakat/juara) dari masing-masing pabrikan saja."
"Sebagaimana Fabio Quartararo untuk Yamaha dan Marc Marquez untuk Honda," ujar Dall'Igna.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | La Stampa, GPOne Italia |
Komentar