"Kami tidak bisa menyembunyikan bukti," kata Meregalli mengakui.
"Karena kami berusaha meminimalkan kerusakan dan belajar dari kesalahan kami. Kami jelas tidak dalam kondisi untuk bertarung memperebutkan gelar Juara Dunia."
"Kami mungkin akan mendapatkan paket aerodinamika baru di Silverstone. Kami juga telah meminta peningkatan performa mesin," ujarnya.
Yamaha telah melakukan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi Quartararo mengatakan tidak ada yang berhasil yang tentu merupakan sebuah pertanda buruk.
Meregalli berharap banyak hal akan berubah untuk meningkatkan performa tim dan motor.
"Kami harus mengambil langkah untuk mengubah cara kami bekerja. Mereka bilang orang Jepang itu konservatif, tapi kami bekerja," kata Meregalli.
"Kami memiliki basis di Italia dan para insinyur Eropa. Kami harus menggabungkan metode Jepang dengan metode Eropa untuk mendapatkan keuntungan. Saya harap kita akan segera melihat hasilnya," tuturnya.
Melihat bagaimana kinerja Yamaha, ada beberapa pihak yang berpikir bahwa mereka akan meninggalkan MotoGP dalam beberapa tahun ke depan.
Meskipun kontrak Yamaha dengan Dorna Sports akan berakhir pada 2026, tetapi kasus Suzuki mengajarkan bahwa kita tidak boleh menganggap remeh apa pun.
Meski begitu, Meregalli menyangkal pernyataan tersebut bahwa Yamaha tak akan mengikuti jejak Suzuki.
"Tidak ada sedikit pun tanda bahwa Yamaha akan hengkang. Kami sudah membicarakan tentang regulasi 2027 dan kami memiliki kesepakatan dengan Dorna," kata Meregalli.
"Ketertarikan di kelas atas masih ada, tapi Quartararo ingin jawaban konkret sesegera mungkin," ujar Meregalli.
Baca Juga: Fabio Quartararo dan Marc Marquez Dibela dari Sindiran Cengeng karena Motor Butut di MotoGP
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Marca.com, Corsedimoto.com |
Komentar