"Dia (Marquez) sangat sadar bahwa motornya tidak bekerja sesuai kebutuhannya. Di sisi lain, dia seorang juara dan dia berjuang. Itulah kenapa dia terjatuh."
Dalam kalimat terkini, Puig merasa bahwa dari Honda sendiri harus mau untuk berbenah jika ingin memulihkan reputasi mereka sebagai pabrikan juara.
Puig menyoroti budaya kerja pabrikan Jepang yang konservatif sebagai salah satu alasan kenapa krisis ini bisa terjadi.
Mantan pembalap itu berharap para insinyur Honda di Jepang bisa mengikuti pendekatan agresif ala pabrikan Eropa dalam pengembangan.
"Semua orang bisa melihat hasilnya setiap hari Minggu," imbuhnya.
Baca Juga: Jelang MotoGP Belanda 2023: Marc Marquez Tak Lagi Binatang Liar, Akal Budinya Lebih Digunakan
Cara pabrikan Eropa, terutama Ducati, lebih berhasil saat ini. Sayang, masih menurut Puig, tidak mudah untuk mengubahnya.
Alhasil, Puig tidak akan menahan Marquez apabila juara dunia delapan kali tersebut mencari tim lain untuk mengejar mimpinya.
"Saya harus berpikir bahwa ya (Marquez akan bertahan) karena kami punya kontrak," sahut Puig.
"Akan tetapi, saya harus bilang semua orang bebas melakukan apa pun yang dia mau, dan Honda bukan perusahaan yang ingin memiliki seseorang yang tidak bahagia di dalamnya."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar