Kemungkinan karena Ducati merasa aman-aman saja sebab memiliki delapan motor dan pembalap, yang bisa saling berbagi informasi mencoba suku cadang baru.
Namun penentangan dari Ducati itu pun mendapat respon keras dari Wilco Zeelenberg selaku Manajer Tim CryptoDATA RNF, tim satelit Aprilia.
Menurut Zeelenberg, format baru MotoGP 2023 sudah cukup banyak menguras fisik dan psikologis pembalap.
Pembalap sudah banyak merasa tertekan.
"Sekarang, para pembalap MotoGP harus menutup mata mereka (berpura-pura tidak ada yang terjadi) sebanyak tujuh kali setiap pekan dan menanggung segala risiko," kata Zeelenberg dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Seharusnya P1 di Jumat pagi itu benar-benar hanya untuk sesi latihan bebas saja, bukan untuk memutuskan apakah lolos ke Q2."
"Kita sudah lihat di delapan seri balapan pertama musim ini, betapa banyaknya kecelakaan dan cedera yang terjadi," tambah pria asal Belanda itu.
Selain dari segi kondisi fisik pembalap, Zeelenberg juga merasa kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi juga merembet pada kerugian finansial.
Bahkan dalam satu hari, di satu sesi, ada kecelakaan yang terjadi dalam waktu berdekatan.
"Pada hari Jumat saja, material senilai 1 juta euro harus disapu di Sachsenring (Sirkuit di seri Jerman)," tandasnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar