Perkataan Zeelenberg merujuk pada kecelakaan yang dialami Franco Morbidelli, Takaaki Nakagami, Fabio Di Giannantonio dan Raul Fernandez di Tikungan 1 Sirkuit Sachsenring.
Kemudian Maverick Vinales dan Johann Zarco juga mengalami crash di Tikungan 1.
Ditambah kecelakaan lima kali yang dialami Marc Marquez dalam kurun waktu 40 jam di satu seri Jerman, yang biasanya menjadi sirkuit kekuasaan juara dunia delapan kali itu.
Zeelenberg paham bahwa adanya sprint memang bertujuan untuk menaikkan jumlah penonton MotoGP dan membuat kompetisi makin sengit.
Tetapi menurutnya, penambahan format baru sprint di MotoGP 2023 kurang tepat dalam penerapannya. Sebab Dorna langsung menerapkan untuk semua seri balapan di musim ini.
Padahal, di Formula1, format ini dikenalkan secara bertahap. Jadwalnya pun tidak menumpuk bersama dengan kualifikasi.
"Kita semua adalah peserta dalam pertunjukan ini. Sepeda motor ada di sana untuk didorong hingga batasnya oleh pembalap. Dan semua orang yang terlibat ingin meningkatkan pertunjukan untuk penonton," ucap Zeelenberg memahami.
"Dan tidak dapat disangkal bahwa tahun ini akan ada lebih banyak tontonan daripada tahun-tahun sebelumnya. Namun masalahnya sekarang semuanya (format sprint) terlalu banyak," tandasnya.
Baca Juga: Tujuan Jack Miller Sindir Marc Marquez yang Sedang Terpuruk di Honda
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar