BOLASPORT.COM - Dominasi pasukan Ducati yang dimotori Francesco Bagnaia di kelas utama MotoGP 2023 menimbulkan banyak pro dan kontra bagi kalangan penggemar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Ducati tampil sangat dominan bukan hanya tim pabrikan mereka bahkan hingga ke tim satelit dan privater mereka hingga seri kedelapan musim ini.
Pada MotoGP 2023, Ducati sendiri memiliki delapan motor yang mengaspal di lintasan dengan delapan bendera yang berbeda.
Tim pabrikan tentu menjadi kekuatan utama di mana pasukan Borgo Panigale tersebut bertumpu kepada duet Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini.
Saat Bastianini masih berkutat dengan cedera, Bagnaia menorehkan performa gemilang dengan bertengger sebagai pemuncak klasemen sementara.
Murid kebanggaan Valentino Rossi itu sudah menorehkan lima podium dengan empat kemenangan pada sesi balapan utama MotoGP 2023.
Hasil manis Ducati tidak datang dari Bagnaia saja tetapi juga dari Marco Bezzecchi yang menjadi joki Desmoedici untuk bendera Mooney VR46.
Rekan setim adik Valentino Rossi, Luca Marini itu meraih dua kemenangan balapan utama dalam GP Argentina dan GP Prancis.
Kemenangan dan hasil podium yang melimpah Ducati baik saat balapan utama atau sprint race musim ini jauh berbeda dengan yang dialami Honda dan Yamaha.
Baca Juga: Teori Legenda Aprilia, Marc Marquez Benar-benar Kena Mental di MotoGP
Dua pabrikan asal Jepang berlabel juara tersebut masih terseok-seok karena kinerja kuda besi mereka yang masih jauh dari harapan.
Diawali dari Honda, mereka masih belum bisa berbuat banyak untuk membantu sang rider andalan Marc Marquez kembali le puncak performa.
Pabrikan asal Tokyo, Jepang itu masih harus bekerja keras dalam mengembangkan performa RC213V agar lebih kompetitif dan ramah dari sebelumnya.
Situasi yang tidak jauh berbeda dialami Yamaha dengan dua amunisi mereka yakni Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli.
Keterbatasan tim berlogo garpu tala itu semakin nyata dalam pengembangan YZR-M1 karena mereka tidak memiliki tim satelit.
Dominasi Ducati dan kesulitan yang dialami Honda dan Yamaha mengundang perhatian dari legenda milik tim Aprilia, Loris Reggiani.
Pria asal Italia tersebut setuju dengan wacana Direktur Olahraga Dorna Sports (promotor MotoGP) Carlos Ezpeleta yang ingin memberikan status konsesi untuk Yamaha dan Honda.
Hal itu untuk meningkatkan daya saing MotoGP yang saat ini didominasi oleh satu pabrikan Ducati meski kedua tim tersebut memiliki sejarah panjang sebelumnya.
Kedua tim tersebut perlu mendapatkan pertolongan dengan memberikan status istimewa berupa konsesi agar lebih leluasa mengembangkan motor yang kompetitif.
Lebih lanjut, Reggiani tak sungkan untuk mengaku tidak senang melihat sebuah tim mendominasi jalannya kompetisi meski tim itu berasal dari negaranya Italia.
"Saya setuju dengan posisi Carlos Ezpeleta, saya tidak suka melihat sebuah pabrikan memonopoli bahkan jika itu berasal dari Italia," ucap Reggiani, dilansir dari Motosan.
Menurut Reggiani, dominasi Ducati ini sangat berbeda dengan Repsol Honda bersama Marc Marquez pada beberapa musim lalu.
"Sama halnya seperti saya tidak suka ketika semua penunggang Honda berada di depan," ucap Reggiani menjelaskan.
"Tapi bedarnya saat itu mereka tidak berjumlah delapan, dan beberapa motor dari tim lain masih bisa mendapat tempat," imbuhnya.
Baca Juga: Juara yang Terbuang, Putra Legenda Balap Ungkap Faktor Gagal Bersaing pada MotoGP
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar