Padahal teknologi kuda besi di MotoGP telah memasuki tahap yang memungkinkan pembalap untuk bisa menunda pengereman mereka selama mungkin.
Marc Marquez dkk. kehilangan satu aspek yang penting dalam lomba karenanya.
Mereka akhirnya menjadi langganan rumah sakit karena bolak-balik terjatuh dari motor yang gampang memberontak saat diajak "berlari" lebih cepat.
Menurut Lorenzo, situasi di Honda juga seharusnya bisa lebih baik apabila kariernya sebagai rider di sana berlangsung lebih lama.
"Menurut saya, baik Honda dan Yamaha tidak punya pembalap yang benar-benar sensitif untuk mengembangkan motor yang bisa dikendarai semua orang," katanya kepada GPOne.
Baca Juga: Bos Honda Legawa kok untuk Bukakan Pintu Keluar Marc Marquez, tapi...
"Honda dulu mendengarkan saya. Saya pergi ke Jepang untuk mengerjakan sesuatu dan membuat sejumlah perubahan pada motornya."
"Akan tetapi, saya mengalami kemalangan karena terjatuh di Assen dan itu sungguh melukai diri saya sendiri," ujar Lorenzo yang pensiun pada akhir musim yang sama.
Direkrut pada 2019 setelah menang bersama Yamaha dan Ducati, Lorenzo cuma bertahan satu musim bersama tim pabrikan asal Asaka.
Lorenzo lebih dahulu menjadi korban ganasnya motor Honda RC213V.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar