"Saya praktikan di lapangan langsung. Jadi, berdasarkan diri sendiri. Tidak ada pelatih cuma ada yang membenarkan waktu itu. Namanya Pak Tri yang membenahi teknik saya saat SMP kelas 3. Saat liburan kenaikan kelas sudah menekuni voli."
"Jadi, waktu itu habis jam 12 berangkat latihan fisik sampai jam 18.00. Jam 12 sianng latihan fisik, jam 4 sore lanjut ke lapangan untuk latihan tekniknya. Dulu tidak ada teman, latihan sendiri.Terus saya kembangkan," tutur Fahri.
"Saya baru asuk ke klub waktu persiapan kejuaraan daerah di klub baja 78 di Bantul. Waktu persiapan kejuaraan disitu saya tidak pernah bergabung dengan teman-teman. Saya latihannya sendiri."
"Jadi persiapan saat kejuaraan baru bergabung untuk membuat kompak dengan tim, tetapi untuk individu saya mengembangkan sendiri waktu itu."
Soal alasan Fahri menempuh jalan seperti itu karena menurutnya pola yang dia pilih lebih efektif daripada bersama tim.
"Kalau kami bareng-bareng, mungkin yang satu ada yang malas atau ada yang giat, campur aduk mungkin. Saya tidak terbangun dengan hal seperti itu dan saya menguatkan diri saya harus bisa," ujar tim yang memperkuat Lavani pada Proliga musim ini.
"Cuma waktu itu saya sendiri jadi pacuan waktu itu karena di Bantul sendiri banyak yang bilang kalau anak Bantul tidak akan naik ke nasional."
"Jadi, saya lanjut mengembangkan kejuaraan, saya juara jadi pemain terbaik. Saya berkembangnya di tarkam sebenarnya. Baru main Proliga dua musim terakhir," aku Fahri.
Fahri baru mengikuti Proliga pada 2022 karena pada 2020 dan 2021 kompetisi Proliga dihentikan sementara.
"Pertama saya ikut Proliga bersama tim Sukun Badak dan menjadi top scorer. Tetapi, Sukun tidak masuk final four, saya terhenti. Tim sempat jadi nomor satu, nomor dua habis itu terhenti."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar