BOLASPORT.COM - Fahri Septian Putratama bersama timnas voli putra Indonesia baru saja mengikuti AVC Challenge Cup 2023 yang berakhir di Taiwan, 15 Juli dengan hasil menduduki peringkat keenam.
Fahri mulai melejit setelah terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) pada Proliga 2023.
Pemain di posisi outside hitter ini lalu terpilih masuk dalam skuad SEA Games 2023, Kamboja dan berhasil mengantar Indonesia meraih medali emas.
Medali tersebut menandai hattrick SEA Games Merah Putih sejak SEA Games 2019 Filipina.
Dalam debutnya pada SEA Games, Fahri tampil cukup baik dan kerap menyumbang poin untuk Indonesia di set penentuan.
"Sebelumnya tidak menyangka bisa punya peran besar saat SEA Games. Yang pasti, dari dulu ini merupakan cita-cita saya. Impian saya ingin membela Tanah Air, membela garuda di dada," kata Fahri kepada BolaSport.com di Padepokan Voli Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Jadi, sempat ada kabar duka kemarin 5 hari sebelum berangkat SEA Games, istri saya keguguran. Itu saya hampir putus asa. Tetapi, waktu pulang istri saya bilang ganti dengan (medali) emas," ucap pemain berusia 24 tahun itu.
"Istri saya sakit sebelum lebaran. Saya mendapat libur dua hari karena Idul Fitri. Saya pulang, tetapi pulangnya itu untuk ke rumah sakit. Tidak kemana-mana karena waktu itu dokter kandungan cuti semua."
"Jadi, cuma bolak balik ke IGD, pulang, kembali ke rumah sakit. Kayak gitu lagi. Mau bagaimana lagi tidak bisa diapa-apakan lagi. Waktu itu, merasa sakit-sakitnya."
"Cuma disuruh menunggu sampai saya minta izin sehari lagi untuk menemani istri ke rumah sakit karena dokternya sudah ada waktu selasa. Harusnya senin sudah latihan, selasa saya minta izin dulu terus sore saya pulang."
"Ternyata, dokter diagnosa janin sudah rusak jadi harus dikuret. Janin tidak berkembang.Sudah mau masuk tiga bulan. Jadi,ya sudah saya waktu operasi belum bisa menemani karena sudah waktunya latihan lagi," ucap Fahri yang usia pernikahannya memasuki satu tahun.
"Jadi, saat latihan keringat sama tangis sudah tidak bisa lagi dibedakan. Intinya, saya disini berjuang mati-matian tidak hanya untuk timnas Indonesia juga buat istri tercinta," kata Fahri.
Setelah peristiwa tersebut, istri Fahri, Diajeng Rindayu tetap memompa semangat Fahri agar tetap fokus.
"Di sela libur, saya melakukan program tambahan sendiri dengan berlatih sendri."
"Jadi, istri saya optimis bakal bisa meraih hal positif pada SEA Games. Saya tidak mau impian saya gagal karena istri saya yang sedang sakit. Dia merelakan kesedihannya agar saya bisa berhasil," tutur pemain asal Bantul, Yogyakarta itu.
Baca Juga: Pencerahan Legenda MotoGP untuk Marc Marquez, Plus Minus Bertahan di Honda atau Pilih Gabung KTM
"Saya ingin berhasil untuk bisa mengobati kesedihan dia kemarin. Istri bilang bawa pulang emas ya yang bikin saya termotivasi. Di dalam diri ini tidak ambisi, cuma ingin menampilkan yang terbaik."
Fahri sempat putus asa ketika namanya dicoret dalam skuad yang dipanggil PBVSI untuk timnas SEA Games 2021, Vietnam.
"Sebenarnya 2021 saya sudah dipanggil ke pelatnas yang di Hanoi. Cuma tidak tahu kenapa tinggal 10 hari berangkat nama saya dicoret dengan alasan under perform. "
"Saya tidak tahu karena coach Jeff (Jiang Jie) dia punya catatan sendiri dan dia tidak setuju dengan hal itu."
"Tetapi, waktu itu saya tidak terima dengan keadaan itu karena saya sudah berjuang mati-matian disini. Saya tidak ada embel-embel uang atau apa. Itu berkat kerja keras saya dari titik nol sampai sekarang," ucap pria yang akan tampil pada Liga Bulgaria itu.
Namun, jauh sebelum SEA Games, pemilik tinggi badan 187 cm itu melalui jalan yang panjang untuk bisa menembus kompetisi tingkat nasional.
"Jadi, selama itu saya berjuang sendiri dari klub ke klub lain. Dari tidak punya klub, klub yang notabene kecil. Tetapi, saya cari jalan sendiri untuk tetap kesini (tembus pelatnas)," aku Fahri.
Fahri menuturkan bahwa awal dia mengenal bola voli karena tekad.
"Basic-nya ibu dan bapak dari voli. Dulu bapak pernah bermain di proliga. Zaman mas Loudry tahun 2000-an ikut Proliga sebagai setter, cuma saya dibesarkan dengan ibu saya sendiri karena punya masalah keluarga," kata Fahri.
"Jadi, dari kecil saya besar dengan ibu. Dan ibu waktu itu sibuk dengan pekerjaannya. Nah, waktu itu beliau menjadi Polwan. Jadi, jarak rumah ke tempat kerja itu jauh sekitar 1 jam lebih. Rumah di Bantul dan ibu bekerja di Polda Yogya."
"Jadi, berangkat subuh pulang malam. Waktu itu, sempat beralih ke sepak bola dan sudah sampai PSIM junior U-13 cuma bosan karena tidak ada teman berangkat karena ibu juga sibuk."
"Terus saya pulang, tidak melakukan apa-apa selama setahun, lalu dipaksa kembali lagi sama ibu."
Ibu Fahri juga atlet voli sampai tingkat provinsi dan setelah itu menjadi polwan.
"Saya dua bersaudara beda bapak. Berawal dari klub, tetapi saya tidak belajar voli disitu. Saya belajar sendiri autodidak, waktu itu YouTube. Terus mimpi kebawa, ngebayangin latihannya begini," ujar Fahri.
"Saya praktikan di lapangan langsung. Jadi, berdasarkan diri sendiri. Tidak ada pelatih cuma ada yang membenarkan waktu itu. Namanya Pak Tri yang membenahi teknik saya saat SMP kelas 3. Saat liburan kenaikan kelas sudah menekuni voli."
"Jadi, waktu itu habis jam 12 berangkat latihan fisik sampai jam 18.00. Jam 12 sianng latihan fisik, jam 4 sore lanjut ke lapangan untuk latihan tekniknya. Dulu tidak ada teman, latihan sendiri.Terus saya kembangkan," tutur Fahri.
"Saya baru asuk ke klub waktu persiapan kejuaraan daerah di klub baja 78 di Bantul. Waktu persiapan kejuaraan disitu saya tidak pernah bergabung dengan teman-teman. Saya latihannya sendiri."
"Jadi persiapan saat kejuaraan baru bergabung untuk membuat kompak dengan tim, tetapi untuk individu saya mengembangkan sendiri waktu itu."
Soal alasan Fahri menempuh jalan seperti itu karena menurutnya pola yang dia pilih lebih efektif daripada bersama tim.
"Kalau kami bareng-bareng, mungkin yang satu ada yang malas atau ada yang giat, campur aduk mungkin. Saya tidak terbangun dengan hal seperti itu dan saya menguatkan diri saya harus bisa," ujar tim yang memperkuat Lavani pada Proliga musim ini.
"Cuma waktu itu saya sendiri jadi pacuan waktu itu karena di Bantul sendiri banyak yang bilang kalau anak Bantul tidak akan naik ke nasional."
"Jadi, saya lanjut mengembangkan kejuaraan, saya juara jadi pemain terbaik. Saya berkembangnya di tarkam sebenarnya. Baru main Proliga dua musim terakhir," aku Fahri.
Fahri baru mengikuti Proliga pada 2022 karena pada 2020 dan 2021 kompetisi Proliga dihentikan sementara.
"Pertama saya ikut Proliga bersama tim Sukun Badak dan menjadi top scorer. Tetapi, Sukun tidak masuk final four, saya terhenti. Tim sempat jadi nomor satu, nomor dua habis itu terhenti."
"Setelah itu, saya dapat panggilan dari Bapak SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono) langsung meminta saya untuk bergabung di Lavani. Beliau langsung yang menelepon saya dan saya langsung dipanggil ke tempat bapak," ucap Fahri.
"Waktu ikut Proliga dengan Sukun baru ada pembicaraan lisan untuk bergabung ke Lavani tahun 2021 di Sentul waktu masih Covid. Selesai itu, break habis SEA Games Hanoi sempat berhenti tiga bulan karena pencoretan kemarin (Hanoi)."
"Saat itu, saya tidak mau melakukan apa-apa. Tetapi istri saya selalu menyemangati, ayo kamu pasti bisa saya lalu mencoba lagi dan akhirnya saat panggilan di Lavani saya sudah melakukan segala persiapan untuk Proliga 2023," kata pemain yang dikontrak SKV Montana untuk dua musim ini.
Dengan keberhasilannya itu, Fahri tetap tidak melupakan jasa sang ibu.
"Yang jelas selalu mengucapkan terima kasih. Setiap telepon tidak pernah lupa mengucapkan sehat, itu tidak pernah lupa," aku Fahri.
"Terus, ibu selalu meminta maaf kepada saya karena beliau tahu saya dibesarkan dengan keluarga yang kurang hangat, kurang kasih sayang dan yang jelas semua keberhasilan yang saya dapat, saya dedikasikan untuk ibu saya."
Setelah AVC Challenge Cup 2023, Fahri akan tampil pada kejuaran SEAVA Grand Prix 2023 bertajuk 1st SEAVA Grand for Men's.
SEAVA Grand Prix putaran pertama akan digelar di Padepokan Voli Sentul, Bogor pada 21-23 Juli.
Putaran kedua SEAVA Grand Prix 2023 akan dilaksanakan di Manila, Filipina, 28-30 Juli.
Baca Juga: Pengakuan Yamaha, 'Kami Alami Masa Suram Bahkan dengan Valentino Rossi'
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar