Sebagai contoh cuma VR46 yang memiliki dua kepala kru dari internal tim mereka sendiri alih-alih mendapatkan personel ahli dari Ducati.
Baik Matteo Flamigni dan David Munoz, kepala kru Marco Bezzecchi dan Luca Marini, tidak punya pengalaman panjang dengan motor Desmosedici GP sebelumnya.
Barangkali hanya Flamigni yang punya gambaran kasar karena pengalamannya sebagai kru abadi Rossi, termasuk saat dua tahun babak belur di Ducati.
Tentunya, Desmosedici dahulu berbeda dengan Desmosedici sekarang yang telah menjelma menjadi motor terbaik sejak dikembangkan oleh Dall'Igna pada 2014.
Salucci pun mengungkapkan sebuah anekdot bahwa saat tes pramusim pertama VR46, timnya bahkan kesulitan untuk sekadar menghidupkan motornya.
"Saat itu saya mengomeli diri saya sendiri, 'Benar kan kata Gigi'," tutur Salucci. "Lalu Ducati memberi kami dua personel mereka dan secara perlahan kami berkembang."
Salucci pun menegaskan bahwa VR46 masih akan tetap "Merah", warna tradisional Ducati di tengah isu yang menyebut mereka akan pindah menjadi tim satelit Yamaha.
"Singkatnya begini, pada 2024 kami masih bersama Ducati, kemudian pada 2025 kontraknya selesai," tukas Salucci.
Salucci membeberkan bahwa sudah ada pembicaraan kecil antara dirinya dan Dall'Igna tentang kelanjutan kerja sama VR46 dengan Ducati.
"Kami berdua sama-sama ingin melangkah maju," imbuh Salucci.
"Kami menginginkan motor yang lebih cepat. Keuntungan tim independen adalah ini, setelah tiga tahun, kita bisa memilih."
"Kami membawa pembalap-pembalap muda, kami harus berpikir untuk mereka, bukan preferensi kami seperti Yamaha karena Valentino adalah Yamaha."
"Itu adalah preferensi Vale, tetapi tim ini adalah sebuah proyek independen."
"Kami di sini untuk membantu pembalap muda, bukan membuat keputusan politis dan tidak ada hubungannya dengan kompetisi," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Sport.sky.it |
Komentar