BOLASPORT.COM - Kabar buruk bagi Yamaha. Direktur Tim Mooney VR46, Alessio Salucci, memberi sinyal bahwa VR46 tidak akan ke mana-mana pada MotoGP musim depan dan (sangat mungkin) musim berikutnya.
Bersama Ducati, VR46 menemukan kesuksesan instan yang diidam-idamkan tim independen di MotoGP.
Bagaimana tidak, dalam dua musim sejak debut di kelas para raja pada 2022, tim bentukan Valentino Rossi telah mencetak pole position, podium, dan kemenangan.
Baca Juga: Kata Orang Tim Valentino Rossi Harus Jadi Tim Satelit Yamaha, tapi Apa Pembalapnya Mau?
Malahan VR46 tak cuma sekali finis pertama.
Melalui rising star Marco Bezzecchi, mereka sudah berpesta dua kali di podium tertinggi saat GP Argentina dan GP Prancis pada musim ini.
Hubungan antara VR46 dan Ducati selaku pabrikan induk pun makin mesra.
Padahal, diakui Salucci, sempat ada keraguan dalam pertemuan pertama karena riwayat buruk pabrikan Borgo Panigale itu dengan The Doctor.
"Saya takut masih ada semacam kekecewaan terhadap kami (karena pencapaian Rossi pada 2011-2012) di Ducati," ujar Salucci dalam wawancara dengan Sky Sport Italia.
Ducati sendiri bukan pilihan pertama VR46.
Setelah Salucci, atau akrab disapa Uccio, meyakinkan Rossi untuk membentuk tim di MotoGP, mereka mempertimbangkan untuk menjadi tim satelit Suzuki dan Yamaha.
Akan tetapi, Suzuki tidak yakin dengan proyek tim satelit di MotoGP sampai akhirnya keluar dari kompetisi.
Adapun Yamaha, VR46 tak ingin masuk ke MotoGP dengan kontroversi semenjak pabrikan garpu tala sudah punya komitmen dengan Petronas SRT (sekarang RNF).
"Akan tetapi, saya melihat bahwa mereka (Ducati) ingin membimbing kami dan membantu kami untuk bertumbuh," sambung Salucci.
"Gigi (Dall'Igna, General Manager Ducati Corse) adalah seorang jenius, komunikasi di antara kami sangat baik."
Baca Juga: Falsafah Hidup Rossi Jadi Napas, Tim VR46 Tumbuh Bersama hingga Wujudkan Mimpi di Kelas Para Raja
"Bahkan meski terkadang kami berbeda pendapat, kami bisa kembali melangkah seirama dengan segera."
"Saya tidak mengira akan memiliki relasi seperti ini dengan mereka. Itu adalah sebuah kejutan yang sangat positif dari Ducati."
Uccio juga mensyukuri kepercayaan besar yang diberikan Ducati kepada VR46.
VR46 mengambil jalan berbeda dari tim-tim satelit Ducati lainnya karena mengandalkan orang-orang mereka sendiri di tim mereka.
Sebagai contoh cuma VR46 yang memiliki dua kepala kru dari internal tim mereka sendiri alih-alih mendapatkan personel ahli dari Ducati.
Baik Matteo Flamigni dan David Munoz, kepala kru Marco Bezzecchi dan Luca Marini, tidak punya pengalaman panjang dengan motor Desmosedici GP sebelumnya.
Barangkali hanya Flamigni yang punya gambaran kasar karena pengalamannya sebagai kru abadi Rossi, termasuk saat dua tahun babak belur di Ducati.
Tentunya, Desmosedici dahulu berbeda dengan Desmosedici sekarang yang telah menjelma menjadi motor terbaik sejak dikembangkan oleh Dall'Igna pada 2014.
Salucci pun mengungkapkan sebuah anekdot bahwa saat tes pramusim pertama VR46, timnya bahkan kesulitan untuk sekadar menghidupkan motornya.
"Saat itu saya mengomeli diri saya sendiri, 'Benar kan kata Gigi'," tutur Salucci. "Lalu Ducati memberi kami dua personel mereka dan secara perlahan kami berkembang."
Salucci pun menegaskan bahwa VR46 masih akan tetap "Merah", warna tradisional Ducati di tengah isu yang menyebut mereka akan pindah menjadi tim satelit Yamaha.
"Singkatnya begini, pada 2024 kami masih bersama Ducati, kemudian pada 2025 kontraknya selesai," tukas Salucci.
Salucci membeberkan bahwa sudah ada pembicaraan kecil antara dirinya dan Dall'Igna tentang kelanjutan kerja sama VR46 dengan Ducati.
"Kami berdua sama-sama ingin melangkah maju," imbuh Salucci.
"Kami menginginkan motor yang lebih cepat. Keuntungan tim independen adalah ini, setelah tiga tahun, kita bisa memilih."
"Kami membawa pembalap-pembalap muda, kami harus berpikir untuk mereka, bukan preferensi kami seperti Yamaha karena Valentino adalah Yamaha."
"Itu adalah preferensi Vale, tetapi tim ini adalah sebuah proyek independen."
"Kami di sini untuk membantu pembalap muda, bukan membuat keputusan politis dan tidak ada hubungannya dengan kompetisi," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Sport.sky.it |
Komentar