BOLASPORT.COM - Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez dinilai tidak mendapatkan manfaat dengan bekerja di bawah orang seperti Alberto Puig.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Repsol Honda di bawah arahan sang manajer Alberto Puig belum bisa lepas dari masa sulit pada MotoGP 2023.
Mereka tak kunjung mendapatkan hasil baik meski memiliki dua pembalap hebat dalam diri Marc Marquez dan Joan Mir.
Terkini, Marquez dan Mir kembali gagal meraih angka dalam sesi balapan utama MotoGP Inggris 2023 akhir pekan kemarin.
Kedua pembalap tersebut pulang dengan tangan hampa karena menorehkan hasil gagal finis alias did not finish (DNF).
Bagi Joan Mir, ini merupakan hasil yang mengecewakan setelah dia sebelumnya melewatkan empat seri balapan secara beruntun.
Peraih gelar juara dunia kelas utama musim 2020 itu baru satu kali mempersembahkan poin dari balapan utama pada GP Portugal.
Sedangkan bagi Marquez, sorotan yang datang semakin tajam karena dia merupakan kekuatan utama pabrikan asal Tokyo, Jepang itu.
Pembalap berjuluk Baby Alien itu menorehkan catatan yang tidak kalah menyedihkan dibandingkan dengan Mir.
Pasalnya, hingga sembilan balapan MotoGP 2023, Marquez belum sekalipun mendulang poin dari sesi balapan utama.
Hasil terbaik yang didapat peraih delapan gelar juara dunia itu sejauh ini terjadi pada GP Portugal yang merupakan seri pembuka.
Marquez berhasil finis di urutan ketiga untuk mencatatkan podium pada balapan mini atau sesi sprint race.
Masa sulit yang sedang dialami para pembalap Honda turut mengundang perhatian dari Livio Suppo untuk berkomentar.
Pria yang pernah menjabat sebagai manajer Repsol Honda itu menilai Marquez dan tim belum berada dalam jalur yang tepat.
Honda kini memiliki satu musim terakhir untuk menyediakan motor RC213V yang lebih kompetitif untuk Marquez.
Pembalap asal Spanyol tersebut dinilai bisa hengkang jika Honda gagal mewujudkan hal itu.
"Jika Marc Marquez melihat bahwa motor 2024 bisa kompetitif, dia akan bertahan di Honda," ucap Suppo, dilansir dari laman Motosan.
Lebih lanjut, Suppo tak segan memberikan komentar menohok atas kinerja Alberto Puig sebagai manajer tim.
Menurutnya, Marquez tidak mendapatkan manfaat apa pun dengan bekerja di bawah arahan pria Spanyol tersebut.
"Marquez tidak mendapat manfaat dengan bekerja bersama seseorang seperti Alberto Puig," kata Suppo menegaskan.
Langkah yang diambil Puig dalam mengatasi krisis ini dinilai berbelit-belit dan jauh dari kebiasaan pabrikan Jepang.
Tim seperti Honda dan Yamaha biasanya memiliki jalan lebih simpel mengatasi situasi sulit seperti ketika Shuhei Nakamoto masih menjadi bos Honda.
"Pabrikan Jepang selalu lebih sederhana daripada pabrikan Eropa," kata Suppo menjelaskan.
"Saya ingat Nakamoto sangat menentang aerodinamika, mereka seperti berada dalam spiral negatif."
"Saya ingat Ducati setelah Valentino Rossi."
"Jika Gigi Dall’Igna dan Andrea Dovizioso belum datang, mereka percaya pada proyek dan dengan kerja keras mereka keluar dari kesulitan yang ada," imbuhnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar