"Harus diakui, permainan lawan memang lebih rapi dan tak banyak melakukan kesalahan."
"Kami akui, kami kalah. Selamat buat lawan. Kami harus mengakui kekalahan," ucap Ahsan melanjutkan.
Kekalahan ini membuat mantan pasangan nomor satu dunia itu gagal menutup Kejuaraan Dunia dengan rekor yang apik.
Sebelumnya Ahsan/Hendra memegang rekor impresif dengan tak pernah kalah dalam tiga edisi beruntun hingga tiga kali juga menjadi juara dunia.
Sampai saat ini belum ada ganda putra Indonesia lainnya yang mampu menjadi juara dunia sejak Ahsan/Hendra merebut gelar pertama pada 2013 (penampilan debut usai dipasangkan pada 2012) hingga gelar terakhir pada 2019.
PENCAPAIAN GANDA PUTRA (MD) INDONESIA DI EVENT MAYOR
Event | Ahsan/Hendra | MD Indonesia Lain |
Kejuaraan Dunia 2013 | Juara | Perempat final |
Kejuaraan Dunia 2014 | Absen | Perempat final |
Kejuaraan Dunia 2015 | Juara | Perempat final |
Olimpiade 2016 | Fase Grup | Tidak Lolos |
Kejuaraan Dunia 2017 | Absen* | Runner-up* |
Kejuaraan Dunia 2018 | Absen | Perempat final |
Kejuaraan Dunia 2019 | Juara | Semifinal |
Olimpiade 2020 | Semifinal | Perempat final |
Kejuaraan Dunia 2022 | Runner-up | Semifinal |
Kejuaraan Dunia 2023 | Perempat final | Perempat final |
*) Ahsan dan Hendra berpisah. Hendra tak dapat izin dari PBSI untuk tampil bareng Tan Boon Heong dari Malaysia, sedangkan Ahsan menjadi runner-up bersama Rian Agung Saputro.
Pasangan yang bisa melangkah paling jauh adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka mencapai semifinal tetapi kalah dari Ahsan/Hendra pada Kejuaraan Dunia 2019 dan 2022.
Hendra juga menjadi ganda putra Indonesia terakhir yang merebut medali Olimpiade saat tampil bersama Markis Kido pada Beijing 2008. Hendra/Kido merebut emas saat itu.
Ucapan pamit Ahsan/Hendra dari Kejuaraan Dunia menjadi sinyal bagi pasangan Indonesia lain untuk meningkatkan level mereka.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar