BOLASPORT.COM - Tunggal putra nomor satu dunia dari Denmark, Viktor Axelsen, tidak mencari alasan usai langkahnya terhenti pada perempat final Kejuaraan Dunia 2023.
Axelsen takluk di hadapan publik negaranya yang memadati Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, pada Jumat (25/8/2023).
Raja bulu tangkis tumbang di tangan Prannoy H. S. (India) yang sulit dikalahkannya dalam 2 tahun terakhir dengan skor 21-13, 15-21, 16-21.
Harapan Axelsen dan masyarakat Denmark akan hadirnya sukses sebenarnya sempat muncul pada gim ketiga ketika Viggo memegang kendali.
Akan tetapi situasi berubah pada gim kedua. Kualitas tinggi Axelsen tersaingi Prannoy yang mulai bermain lebih baik.
Sebaliknya bagi Axelsen justru level permainannya menurun pada gim kedua hingga harus takluk dengan defisit enam angka.
Pola yang sama berlanjut di gim ketiga, Axelsen semakin dibuat kebingungan untuk keluar dari tekanan usai tertinggal dengan skor 6-12.
Walau sempat menipiskan jarak ketertinggalan menjadi 11-14, Axelsen harus rela menerima kenyataan bahwa perjuangannya selesai lebih cepat.
Axelsen tidak menampik bahwa ekspektasi untuk menjadi juara di kandang karena status sebagai unggulan pertama membuat dirinya berada di situasi yang tidak nyaman.
Sebagai informasi, sepanjang karier Axelsen hanya pernah dua kali menang di kandang yaitu saat Denmark Open 2021 dan Denmark Masters 2013.
"Selalu ada banyak tekanan di pundak saya, terutama saat bermain di kandang sendiri," kata Axelsen dalam wawancara usai undian Kejuaraan Dunia 2023.
"Dengan semua fokus dan perhatian, itu sulit bagi saya," ujarnya.
Tantangan secara psikologis itu akhirnya benar terjadi di lapangan saat menghadapi Prannoy.
"Secara mental, saya jelas tidak berada di tempat yang saya inginkan," kata Axelsen setelah laga sebagaimana diberitakan SportTV Denmark.
"Tentu saja, saya juga terpengaruh oleh fakta bahwa saya merasa harus menang. Tekanan pada diri saya sendiri tentu saja yang paling sulit."
"Ya, saya tidak tahu harus berkata apa. Saya kalah dari pemain yang lebih baik, dan tentu saja saya harus mencoba untuk melakukan yang lebih baik," ujar Axelsen.
Sementara itu, Prannoy justru tidak merasakan tekanan apapun walau juga harus menghadapi dukungan penonton terhadap lawan tandingnya.
Juara Malaysia Masters 2023 justru mengaku mampu menikmati atmosfer saat pertandingan.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Menguji Senyuman Pembunuh Apriyani/Fadia di Depan Juara All England
Prannoy pun bermain lepas dan menyadari kemenangannya turut disebabkan keberhasilannya mengungguli Axelsen dalam perang mental.
Salah satunya adalah melalui pertahanan kuat yang diperagakan Prannoy serta daya juangnya untuk mengimbangi permainan Axelen.
Dengan ini Prannoy sukses mengganggu kepercayaan diri Axelsen yang dikenal sebagai salah satu pemain dengan serangan ciamik sehingga beberapa kali mati sendiri.
"Tidak mudah untuk mengalahkan Viktor ketika Anda bermain di Denmark. Sangat menyenangkan bermain dengan atmosfer yang baik," ucap Prannoy.
"Saya senang bahwa saya terus berjuang, terutama pada gim kedua ketika persaingannya begitu ketat. Saya terus melaju dan saya sangat senang bisa melaju," ujarnya.
Prannoy melanjutkan bahwa di level persaingan elite, faktor mental bisa lebih memengaruhi hasil daripada kekuatan fisik.
"Pertandingannya selalu melibatkan mental dan fisik. Terutama dengan para pemain yang sering Anda hadapi, pasti ada permainan mental," kata Prannoy.
"Kadang-kadang lebih banyak mental daripada fisik," pungkas Prannoy.
Prannoy kini mengungguli Axelsen dalam rekor pertemuan di lima laga terakhir sejak 2021 dengan 3 kemenangan dan 2 kekalahan.
Adapun secara keseluruhan Axelsen lebih baik dengan 7 kemenangan dan 3 kekalahan.
Baca Juga: Rekap Kejuaraan Dunia 2023 - Apriyani/Fadia Jadi Wakil Semata Wayang Indonesia pada Semifinal
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | SportTV2.dk |
Komentar