"Kami memiliki pertandingan yang ketat akhir-akhir ini dan selalu sulit untuk bisa menang," ujar Prannoy, dilansir dari BWF Badminton.
"Kita mungkin hampir melakukannya, tetapi kemenangan tetaplah kemenangan."
"Saya tidak bisa menerima kekalahan di Japan Open tetapi Tuhan menyiapkan sesuatu yang lebih baik bagi saya, mungkin sebuah medali Kejuaraan Dunia."
Keberhasilan menembus semifinal telah memastikan raihan medali pertama dari Kejuaraan Dunia bagi Prannoy.
Prannoy pun boleh percaya diri untuk meraih hasil lebih mengingat bagaimana mentalnya telah benar-benar diuji dalam dua pertandingan terakhir.
Saat mengalahkan Loh Kean Yew, juara dunia satu kali, di babak 16 besar, Prannoy sempat ketar-ketir karena keunggulannya di poin-poin tua terkejar.
Akan tetapi, dalam skor menegangkan 19-19 pada gim ketiga, Prannoy justru tampil lepas dan mencetak dua poin penting melalui manuver berisiko.
Sedangkan saat menghadapi Axelsen, Prannoy juga sempat tertekan ketika Axelsen mampu mendominasi di awal hingga sempat terlihat akan menang mudah.
Prannoy untungnya dapat merespons dengan baik. Dia tidak membuat Axelsen mendapatkan angka begitu saja dengan pertahanan kuat yang berujung reli-reli panjang.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar