Tekanan kemudian berpindah ke Axelsen yang begitu berambisi untuk mempertahankan gelar juara dunia di kandang.
Dukungan penonton tuan rumah yang tadinya membuat Prannoy ngeri malah berbalik menjadi beban bagi Axelsen sendiri.
Prannoy kemudian makin percaya diri. Fokusnya pun terkunci dalam sebuah zona sehingga dia tidak memedulikan apapun selain permainannya sendiri. Inilah kuncinya.
"Satu-satunya berada dalam kendali saya adalah diri saya sendiri. Saya tidak benar-benar memikirkan apa yang terjadi di sekeliling saya," ungkap Prannoy.
"Saya cukup berada di dalam zona itu setelah gim kedua dan (untuk pertandingan seperti ini) kita harus berada di dalamnya. Kalau tidak, permainannya akan menjauh dari jangkauan kita."
Keberhasilan mengatasi perang mental di lapangan tampaknya coba ditunjukkan Prannoy.
Begitu memastikan kemenangan, pemain yang sempat berkutat dengan cedera ini membalikkan badan ke arah pelatih dan menunjuk kepalanya.
"Ini selalu tentang mental dan fisik," terang Prannoy kepada TV2 Sports Denmark.
"Terutama dengan pemain yang sering kita hadapi, ada pertarungan mental di sana tentunya. Terkadang pertandingannya lebih soal mental," tandasnya.
Pada semifinal Prannoy akan menghadapi unggulan ketiga sekaligus finalis Kejuaraan Dunia 2022 yaitu Kunlavut Vitidsarn (Thailand).
Sementara di pertandingan lainnya Kodai Naraoka (Jepang) akan menantang harapan Denmark satu-satunya di tunggal putra yaitu Anders Antonsen.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar