Di sisi lain, PBVSI belum memberikan tanggapan resmi kenapa Rivan tidak masuk dalam timnas untuk Asian Games 2022.
Nama Rivan Nurmulki mulai menyita perhatian setelah terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) dan best spiker Proliga 2016 dan MVP 2018
Pemain tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator pada 203-2019 ini juga mendapat predikat sebagai spiker terbaik sekaligus sukses mengantar timnya menjadi juara.
Atas prestasinya tersebut, pemain kelahiran Jambi 16 Juli 1995 itu terpilih mengikuti pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN) sejak Juni 2016.
Dia terpilih setelah Samator menjalin kerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk melakukan pembinaan.
Baca Juga: Indonesia International Challenge 2023 - Chiara ke Final Kualifikasi, Bagas Maju ke Babak Utama
Saat itu, Rivan yang berusia 21 tahun harus melalui latihan cukup berat saat menjalani pendidikan SPN dengan durasi selama tiga kali seminggu.
Selain menjalani pendidikan, Rivan juga mengenyam bangku kuliah di Universitas Yos Sudarso jurusan Manajemen untuk menjadi bekal bagi kariernya di kepolisian.
Pencapaian Rivan pada olahraga voli terhitung singkat. Dia baru menggeluti voli pada 2012 ketika masih berusia 17 tahun.
"Saat itu, saya bermain di Kapolda Cup. Sifatnya masih coba-coba dan saya belum terlalu mengerti teknik bermain voli. Ketika saya bermain ada pelatih Samator yang melihat permainan saya dan mengajak bergabung," ucap pemain asal Jambi tersebut.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar