“Apa maksudnya diigalakkan lagi? Kompetisinya harus diperpanjang dan memperhatikan teknikal sepak bolanya, yaitu anak-anak tidak hanya bermain dalam jangka waktu yang pendek kemudian selesai, namun bermain rutin,” ujarnya.
“Di sini saya lihat, keseriusan Djarum Foundation, ini bukan hanya sekali, tapi bahwa pelatih-pelatihnya di-training dulu, guru-gurunya kemudian ada kebiasan untuk latihan, jeda kemudian bertanding, kemudian jeda bertanding, itu kemudian menjadi kesinambungan teknis.”
“Jadi tidak hanya one off tournament, itu tidak akan berkembang posisi sepak bolanya.“
Menurutnya membenahi sepak bola dari ranah paling bawah itu perlu dan harus dilakukan dengan rutin.
Setelah itu, kompetisi level atas harus dipersiapkan dengan jelas agar ranahnya ke depannya bisa berjalan dengan rutin tanpa harus menunggu lagi.
Seperti diketahui, kompetisi Liga 1 Putri Indonesia terakhir kali bergulir pada tagun 2019 dan hingga saat ini kompetisi level atas belum juga digulirkan .
“Baru terakhir adalah kompetisi level atasnya, ya untuk putri harus dikaji dulu, antara berpindah ke semi profesional, atau ke semi amatir, karena status pemainnya ini, semuanya kan posisinya masih amatir,” kata Tisha.
“Jadi jangan juga nanti balapan dengan industrinya, jadi nggak berlanjut. Itu ya plannya," ujarnya
“Jadi posisinya dari djarum sudah memulai di grassroots, kita akan lanjutkan dan kembangkan itu, dengan mendata pemain dengan single system player registration, sehingga kita bisa memantau pemain ini jalannya ke mana saja, ke kompetisi mana saja."
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar