Laga berlanjut ke gim penentuan, Ana/Tiwi langsung tancap gas dengan mencetak enam angka beruntun.
Ana/Tiwi tak lagi membiarkan lawannya mendapatkan kesempatan usai memimpin sembilan angka pada interval dengan skor 11-2.
Selepas istirahat, Ana/Tiwi melanjutkan momentum keunggulannya hingga skor 16-8.
Namun, situasi gawat kembali dialami Ana/Tiwi saat ganda putri Malaysia mampu memangkas ketertinggalan menjadi dua angka pada 16-18.
Situasi yang tidak diharapkan benar terjadi, kedudukan berhasil disamakan menjadi 18-18 setelah Ana/Tiwi unggul sampai sembilan poin.
Ana/Tiwi bahkan harus tertinggal saat Cheong/Teoh mencetak match point duluan dengan skor 20-19.
Set point sempat terjadi, namun Ana/Tiwi tak cukup tangguh untuk memenangkan laga.
"Ana/Tiwi setelah unggul jauh seperti mengharapkan lawannya memberikan poin gratis, poin mudah, jadi ketika pengembalian lawan berhasil bahkan lewat pengembalian yang mudah malah menjadi sulit bagi mereka," tutur Eng Hian.
"Seharusnya ketika sudah 2-3 poin hilang, mereka harus bisa melakukan sesuatu. Jangan terlalu tenang karena lawan bisa dengan cepat mengejar," ujar pelatih yang akrab disapa dengan Didi itu.
"Saya memang melihat di faktor mental dan kecerdikan bermain di lapangan."
"Saya kembalikan ke mereka karena semua mereka yang lakukan, saya hanya bisa mengarahkan. Berani tidak Ana/Tiwi berpindah dari zona nyaman ke tidak nyaman."
"Misalnya, mereka harus berani beradu main di depan. Walau tidak bisa ya harus dicoba. Saya harap hal ini benar-benar menjadikan pengalaman untuk mereka," tutur Eng Hian.
Dengan kekalahan Ana/Tiwi, sektor ganda putri menyisakan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Apriyani/Fadia melaju ke babak kedua setelah menundukkan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand), 17-21, 21-12, 21-19.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar