Rexy berdalih terpenting bagi Chia/Soh adalah mampu tampil baik di setiap turnamen dan tersingkir di babak-babak awal.
Lagipula, masih menurut Rexy, Chia/Soh sudah merengkuh gelar juara dunia dan medali perunggu Olimpiade.
Baca Juga: Hong Kong Open 2023 - China Berani Eksperimen Lagi, Ganda Campuran Juara Asia Dipecah
"Saya tidak melihat perlunya obsesi untuk memenangkan gelar World Tour," kata Rexy Mainaky, dikutip BolaSport.com dari New Straits Times.
"Lagipula, Aaron-Wooi Yik berhasil mencapai final dan tidak tersingkir di babak awal," kata Rexy tentang penampilan Chia/Soh pada China Open.
"Mereka telah berhasil mencapai beberapa final, dan meskipun gelar juara terus menghindar dari mereka, tidak apa-apa. Mereka akan terus berusaha," ujarnya.
Rexy kemudian membuat perbandingan dengan perjuangan pasangan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebelum mereka memenangkan medali emas di Olimpiade Rio 2016.
Baca Juga: Batu Pijakan dan Semangat Para Bulu Tangkis Harumkan Nama Bangsa di Asian Para Games Hangzhou 2022
Ya, Tontowi/Liliyana yang dipasangkan sejak pertengahan tahun 2010 telah memenangkan berbagai macam gelar BWF World Tour atau dahulu bernama Superseries, Grand Prix Gold bahkan sukses menjadi Juara Asia.
Namun mereka setidaknya membutuhkan waktu enam tahun untuk mendapatkan medali pertama pada Olimpiade yang langsung mengalungkan emas.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar