"Kamu tidak boleh main di tempat lain. Ternyata beberapa hari kemudian dia bermain di Kapolri Cup di Polda Kaltim. Padahal sudah saya kasih tahu dan dia sudah tahu aturannya kalau sudah masuk timnas, terus main di luar," ucap Imam.
"Bagaimana perasaannya yang sedang berjuang untuk negara, sedangkan dia enak-enaknya main di luar. Nah, dua hal inilah sehingga kami ambil keputusan, kalau tetap dimasukkan dia tidak mau bergabung."
"Kalau toh saya memaksakan, nanti tidak solid dalam tim. PBVSI adalah organisasi besar ada aturannya, jadi memperlakukan semuanya sama untuk pemain dan pelatih," ujar Imam.
"Kalau ada masalah tentu kami akan berikan sanksi. Tetapi, mekanismenya kami pakai sidang kode etik atau komite disiplin."
"Ini yang nanti setelah timnya (timnas ke Asian Games 2022) berangkat dalam waktu dekat, kami ingin melakukan sidang komisi disiplin kepada Rivan untuk rasa keadilan teman-teman semua agar tidak diikuti dan menjaga marwah PBVSI," ucap Imam.
"Sidangnya secepatnya, itu untuk menegakkan disiplin agar setara dengan yang lain, sebelumnya juga sudah ada beberapa orang yang menjalani sidang. Sanksinya kita lihat dari bobot kesalahannya. Komdis nanti ada dari dewan kehormatan, dewan pengawas, dan lain-lain tidak gegabah lah."
"Kami semua sayang sama Rivan termasuk sayang dengan semua atlet. Apa yang kami lakukan ini ingin memperbaiki Rivan. Rivan itu masa depannya masih panjang dan ingin kami selamatkan."
"Jadi apa pun nanti keputusan komdis, dia harus terima. Kami tidak akan mungkin mematikan karier dia karena yang besarkan dia itu kami."
"Kami sayang dan kami perlu dia ke depan. Jadi kami akan bina agar baik. Saat pertemuan di Kemenpora itu dia udah menyampaikan apa yang telah disampaikan, mengakui apa yang saya sampaikan."
Imam menjelaskan bahwa sidang komdis Rivan dilakukan setelah Asian Games 2022.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar