BOLASPORT.COM - Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, lagi-lagi tersandung. Penurunan tren prestasi menjadi alarm jelang agenda multi-event.
Fajar/Rian menjadi salah satu wakil Indonesia yang tersingkir duluan pada Hong Kong Open 2023, turnamen World Tour Super 500 yang sedang bergulir pekan ini.
Di babak kedua yang dihelat di Hong Kong Coliseum, Kowloon, Hong Kong, Kamis (14/9/2023), mereka dikalahkan underdog, Lee Fang-Chih/Lee Fang-Jen (Taiwan), dengan skor 16-21, 19-21.
Terlepas dari sejarah pertemuan bahwa pasangan peringkat 26 dunia ini pernah menang sebelum ini, Fajar/Rian, pasangan nomor satu, tidak menunjukkan penampilan terbaik mereka.
Hal ini diakui sendiri oleh Fajar/Rian. Mereka merasa performa mereka masih jauh dari harapan mereka, utamanya karena kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
"Di samping lawan yang bermain baik, sangat percaya diri dan tidak mudah mati sendiri, kami malah sebaliknya," kata Fajar dalam siaran resmi PBSI.
"Kami banyak melakukan kesalahan-kesalahan di bola yang mudah, bola yang seharusnya tidak mati."
"Harus diterima hasil ini dan kami harus siap dengan kondisinya. Semua sudah terjadi dan kami harus berani keluar dari tekanan. Tidak bosan-bosan untuk mengevaluasi dan mengintrospeksi."
Kekalahan ini memperpanjang catatan kurang memuasakan Fajar/Rian selama enam bulan terakhir.
Baca Juga: Hasil Hong Kong Open 2023 - Terlalu Grusa-grusu, Fajar/Rian Lagi-lagi Ambyar di Tangan Si Kembar
Memulai tahun 2023 dengan kuat karena raihan gelar dari Malaysia Open dan All England Open, dua turnamen Super 1000, Fajar/Rian kemudian goyah.
Tak hanya berujung puasa trofi, dalam 11 turnamen individu sesudah itu, Fajar/Rian hanya sekali mencapai babak final dan lima kali tersingkir sebelum babak perempat final.
Rekor early exit juga dialami Fajar/Rian di tiga turnamen terakhir mereka yaitu Kejuaraan Dunia 2023, China Open 2023, dan Hong Kong Open 2023.
Kecuali saat China Open 2023, Fajar/Rian takluk dari pasangan yang di atas kertas seharusnya bisa mereka kalahkan.
Dan ini tidak hanya dialami Fajar/Rian. Semua pasangan ganda putra Indonesia terjebak dalam pasang surut performa yang sama.
RAPOR GANDA PUTRA INDONESIA PADA 2023 | |||
EVENT | LEVEL | HASIL TERBAIK | PASANGAN |
Malaysia Open | S1000 | Juara | Fajar/Rian |
India Open | S750 | Semifinal | Fajar/Rian |
Indonesia Masters | S500 | Juara | Leo/Daniel |
Thailand Masters | S500 | Juara | Leo/Daniel |
All England | S1000 | Juara | Fajar/Rian |
Swiss Open | S300 | 8 Besar | Bagas/Fikri |
Spain Masters | S300 | 8 Besar | Fajar/Rian, Pram/Yere |
Orleans Masters | S300 | Runner-up | Bagas/Fikri |
Kejuaraan Asia | - | 8 Besar | Fajar/Rian, Ahsan/Hendra, Bagas/Fikri |
Malaysia Masters | S500 | Semifinal | Leo/Daniel |
Thailand Open | S500 | Runner-up | Bagas/Fikri |
Singapore Open | S750 | 8 Besar | Leo/Daniel |
Indonesia Open | S1000 | Semifinal | Pram/Yere |
Canada Open | S500 | 8 Besar | Ahsan/Hendra |
Korea Open | S500 | Runner-up | Fajar/Rian |
Japan Open | S750 | Semifinal | Fajar/Rian |
Australian Open | S500 | 8 Besar | Fajar/Rian, Pram/Yere |
Kejuaraan Dunia | Mayor | 8 Besar | Ahsan/Hendra, Bagas/Fikri |
China Open | S1000 | 8 Besar | Bagas/Fikri |
Pengamat bulu tangkis, Yuni Kartika, melihat fenomena ini turut disebabkan besarnya tekanan yang ditanggung oleh Fajar/Rian dkk.
Sebagai informasi, sampai saat ini, ganda putra masih menjadi sektor yang mendapatkan target gelar di setiap turnamen.
Sayangnya, belum terlihat proses estafet yang mulus setelah berhentinya era kejayaan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Baca Juga: Rekap Hong Kong Open 2023 - 7 Wakil Indonesia ke Perempat Final, Ada Apa dengan Fajar/Rian?
Sejak 2013, Ahsan/Hendra dan Marcus/Kevin menjadi wajah ganda putra Indonesia di pentas dunia dengan raihan gelar dan posisi teratas di ranking dunia BWF.
Terutama pada periode tahun 2019, dua mantan pasangan nomor satu dunia ini membawa ganda putra Indonesia ke puncak dominasi dengan bergantian mengisi podium juara.
Total 12 gelar mereka kumpulkan termasuk dari ajang akbar: All England, Indonesia Open, China Open, Kejuaraan Dunia, dan World Tour Finals. Mereka juga sering tampil di final.
Sayangnya, Minions (julukan Marcus/Kevin) masih terjebak dalam badai cedera sejak tahun lalu sedangkan Daddies (Ahsan/Hendra) bagaimanapun telah jauh melewati usia emas mereka.
"Daddies dan Minions, ini dua ikon yang tadinya selalu bisa nandangi (menyelesaikan tugas) ganda putra lah ibaratnya," ujar Yuni saat ditemui BolaSport.com di sela-sela Indonesia Para Badminton International di Solo, Jawa Tengah, Minggu (10/9/2023).
"Tapi dengan enggak ada mereka ini kan semua pemain (ganda putra) ibaratnya harus memegang tongkat estafetnya mereka."
"Itu enggak gampang lho, maksudnya secara tekanan buat Fajri (Fajar/Rian) itu juga tidak mudah," imbuhnya.
Sorotan utamanya tertuju kepada Fajar/Rian yang kesulitan menjaga performa setelah berhasil meneruskan prestasi Ahsan/Hendra dan Marcus/Kevin sebagai ganda putra nomor satu.
Awalnya terlihat mampu menanggung tuntutan besar untuk selalu juara, Fajar/Rian kemudian terjebak dalam inkonsistensi yang dahulu menjadi batu sandungan.
Yuni melihat Fajar/Rian belum benar-benar stabil secara performa sebagaimana Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra pada masanya.
Ini masih ditambah dengan tantangan lain dengan salah satunya adalah kehadiran pesaing-pesaing baru.
Ganda putra melihat kehadiran beberapa kekuatan anyar dimulai dari Liang Wei Keng/Wang Chang (China), Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), hingga Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
Demikian juga dengan makin dekatnya dua ajang multi-event besar, anggota tim emas Indonesia di Uber Cup 1994 juga melihat bahwa tekanan pastinya makin meninggi.
Indonesia akan menghadapi Asian Games Hangzhou 2022 yang ditunda ke akhir September nanti juga Olimpiade Paris 2024 pada tahun depan.
Di Asian Games ganda putra Indonesia selalu mempersembahkan medali emas dalam tiga edisi terakhir (2010, 2014, 2018).
Saat perhelatan terakhir di Jakarta-Palembang pada 2018, All Indonesian Final bahkan tercipta saat Marcus/Kevin berjumpa Fajar/Rian.
Adapun di Olimpiade, ganda putra Indonesia belum dapat mempersembahkan medali lagi sejak catatan emas ketiga di Beijing 2008 melalui Markis Kido/Hendra Setiawan.
"Pasti tekanan tambah besar apalagi mereka menyadari sebenarnya posisinya itu masyarakat sedang mengharapkan sesuatu yang lebih baik," tutur Yuni.
"Itu kan pressure sebenarnya buat mereka, tapi itu sudah menjadi harga yang harus dibayar sebagai ujung tombak Indonesia."
"Memang evaluasinya menjadi sulit karena ini harusnya evaluasi teknis di dalamnya mereka (Pelatnas) sendiri.
"Maksudnya secara kepelatihan, teknik, fisik, gizi, itu semua mereka yang lebih tahu dibandingkan kita sebagai orang luar," tandasnya.
Tentunya, tidak cukup untuk menilai kendala yang dihadapi tim ganda putra Indonesia hanya dari melihat penampilan mereka di lapangan saja.
Meski begitu, apabila ada satu hal yang bisa dipastikan, masalahnya adalah kepercayaan diri sebagaimana ditegaskan kembali oleh pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat.
"Sekali lagi seperti yang saya sudah sampaikan minggu lalu, Fajar/Rian ini masalah kepercayaan diri," ujar Aryono dalam siaran pers PBSI setelah kekalahan di Hong Kong Open 2023.
"Mereka Harus lebih yakin, lebih tenang lagi dalam bermain dengan pola-pola lawan yg seperti apapun kalau lebih yakin lagi, pasti pola-pola lawan seperti apapun bisa diatasi."
"Di samping itu memang harus lebih dikurangi lagi kesalahan-kesalahan sendiri, akurasi bola-bola datar dan placing harus lebih baik."
"Begitu juga dengan pertahanan. Saya harap mereka bisa bangkit di turnamen ke depan yang sangat penting, yaitu Asian Games," pungkasnya.
Masih ada waktu sekitar dua pekan lagi bagi para pemain Indonesia untuk memulihkan kondisi fisik dan mental.
Cabang bulu tangkis di Asian Games Hangzhou 2022 baru akan berlangsung pada 28 September - 1 Oktober 2023 untuk beregu dan 2-7 Oktober 2023 untuk perorangan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar