"Pendekatannya mengagumkan, setelah semua yang dia raih, dia masih ingin berlomba tetapi kami berdua punya mentalitas yang berbeda," ucapnya kepada Sky Sport MotoGP.
"Ketika saya tidak bisa menang lagi dan bersaing untuk kemenangan, saya akan berhenti. Saya tidak diciptakan untuk bersaing demi posisi ke-15."
Seperti termakan omongan sendiri, Marquez kini berada di situasi yang sama seperti mantan rival terbesarnya itu.
Rentetan kecelakaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan motor Honda dalam memenuhi ambisinya dalam bersaing di depan memengaruhi kepercayaan diri Marquez.
Tepat sebelum paruh musim, Marquez lantas mengubah pola pikir untuk bermain aman. Lebih baik finis di belakang daripada gagal finis karena memaksa. Demi data untuk pengembangan katanya.
Di tiga balapan terakhir yaitu GP Austria, GP Catalunya, dan GP San Marino Marquez secara berurutan hanya finis di posisi ke-12, 13, dan 7.
"Selama saya berada di posisi ketujuh atau delapan, itu tidak masalah. Tetapi, ketika bersaing di posisi ke-15 seperti saat di Montmelo (GP Catalunya), rasanya lebih sulit," tukas Marquez.
"Kita harus mulai membangun sebuah fondasi. Di awal musim, saya membuat kesalahan karena menghadapi seakan-akan saya bersaing untuk gelar juara, dan itu tidak memungkinkan."
"Hal itu menyebabkan banyak kecelakaan dan cedera."
Baca Juga: Se Queda: Joan Mir Bilang Marc Marquez Tetap Repsol Honda, tapi Apa Iya?
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport.com, Marca.com |
Komentar