"Kami PBSI punya sistem, jadi dalam satu dua bulan itu kami punya yang namanya progress report. Ada individual progress report untuk atlet. Di situ dibuat point rating terkait kegiatan latihannya, kegiatan kepelatihannya, dan prestasinya," kata Agung.
"Bawahnya akan ada penilaian bulanan, siap atau tidak siap. Nah, kalau dia dikatakan cukup siap, tidak kami turunkan. Kami hanya sampai pada kategori siap menang. Kalau dia siap tanding saja tidak kami terjunkan."
"Jadi itu terkait progress report itu kami adakan analisis individual. Jadi setiap atlet yang ada di pelatnas ada progress reports individual. Inilah yang menentukan apakah dia diturunkan, tidak diturunkan, atau promosi, degradasi."
"Dari situ semua. Dari situlah yang kami terjunkan sekarang (Asian Games) Jadi hasil progress report individual dan progress report performance itulah yang menentukan," ucap Agung.
Status juara bertahan juga menjadi bahan pertimbangan PBSI memilih atlet yang diberangkatkan.
Sebelumnya di sosial media banyak yang mempertanyakan mengapa Fajar/Rian tetap dikirim ke Asian Games 2022 meski dalam empat turnamen beruntun mereka mengalami kegagalan.
Fajar/Rian langsung tersingkir pada babak pertama Kejuaraan Dunia 2023 dan China Open 2023 yang masuk dalam turnamen grade 1 dan turnamen major.
Terbaru, Fajar/Rian tersingkir pada babak kedua Hong Kong Open 2023 yang termasuk turnamen BWF World Tour Super 500.
Bagi Fajar/Rian, ini merupakan keempat kalinya sepanjang tahun ini mereka tersingkir dini setelah Malaysia Masters, Singapore Open, dan Kejuaraan Dunia.
Hal ini menjadi lampu merah menjelang penampilan mereka pada Asian Games 2022, 28 September-7 Oktober.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar