Semangat Chia/Soh bisa makin terpacu jika mempertimbangkan bahwa penampilan setiap pemain pada Asian Games 2022 kali ini akan benar-benar diperhitungkan.
Terutama dari kategori perorangan atau individual yang menawarkan poin besar yang tentunya akan sangat berpengaruh pada kualifikasi Race to Paris 2024.
"Banyak yang dipertaruhkan di sini, terutama karena nomor individual menawarkan poin peringkat dunia."
"Yang mana hal itu akan sangat diperhitungkan dalam kualifikasi Race to Paris," lanjut Chia.
Chia/Soh juga makin ingin memacu semangatnya pada debut Asian Games 2022 karena ingin meniru prestasi senior-senior merkea yakni ketika Koo Kien Keat/Tan Boon Heong pernah memenangi emas Asian Games 2006.
Menariknya, saat itu Koo/Tan juga dilatih oleh Rexy Mainaky, yang sekarang menjabat sebagai Direktur Kepelatihan Ganda pelatnas Malaysia.
Adapun pada ajang beregu putra, mereka juga akan menjadi bagian penting dalam skuad Negeri Jiran. Setelah pada edisi sebelumnya gagal mengamankan medali, Malaysia ingin tampil lebih baik pada tahun ini.
Apalagi mereka belum pernah sekalipun mampu meraih emas dari ajang beregu. Pencapaian terbaik adalah meraih dua perak pada tahun 1966 dan 1990.
"Ajang beregu putra Asian Games 2022 setara dengan Thomas Cup. Ini akan menjadi sangat sulit terutama karena kami tidak masuk tim unggulan. Artinya, besar kemungkinan kami akan menghadapi tim peringkat teratas di babak pertama."
"Namun, saya yakin dengan kemampuan skuad yang kami miliki, kami bisa menghadapi tantangan berat. Terlepas dari peringkatnya, para pemain kami telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jadi semuanya akan bergantung pada kinerja latihan sekarang ini," imbuh dia.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Nst.com.my, BWF Badminton |
Komentar