BOLASPORT.COM - Persaingan gelar juara dunia MotoGP 2023 bakal memanas saat balapan tersisa tujuh seri lagi.
Lebih khusus perburuan akan melibatkan dua pembalap Ducati yang sama-sama menunggangi Desmosedici GP23 yakni Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.
Bagnaia dan Martin kini hanya terpaut 13 poin jelang bergulirnya seri balap ke-14 MotoGP Jepang 2023.
Penampilan impresif Martin dalam tiga seri terakhir tentu kembali membuka persaingan gelar juara dunia.
Setelah Bagnaia sempat berada di atas angin usai memimpin 62 poin usai GP Austria.
Martinator tak pernah absen berdiri di podium pada GP Catalunya, GP San Marino, GP India. Baik itu sprint dan balapan utama.
Baca Juga: Pengamat Tahu Awal Petaka Bagnaia, Murid Rossi Tak Bisa Main Aman Melulu
Bertolak belakang dengan hasil yang didapat pemuncak klasemen saat ini.
Bagnaia tak mampu menyelesaikan balapan utama pada seri GP Catalunya dan GP India.
Martin tentu sedang dalam kepercayaan diri untuk menyusul perolehan poin dari Bagnaia.
Akan tetapi, mantan pembalap MotoGP yaitu Marco Melandri tak begitu terkesan dengan situasi tersebut.
Pembalap yang dulunya merupakan rival dari Valentino Rossi itu dikenal sebagai juru ramal karena prediksinya acap kali tepat.
Juara dunia GP250 musim 2002 itu mengatakan Martin akan kesulitan pada balapan berikutnya.
"Apakah Martin telah membuka kembali persaingan Kejuaraan Dunia? Di atas kertas ya. Saya tidak percaya," kata Melandri dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto.
"Pada balapan berikutnya, dan juga secara ajaib, saya melihat Martin sedikit mengalami kesulitan," ujar Melandri.
Di tengah pembicaraan, Melandri juga menyelipkan pendapatnya soal kebiasaan jatuhnya Bagnaia.
Menurutnya, Bagnaia memiliki kebiasaan yang berbeda dengan pembalap lain.
"Ngomong-ngomong, dinamika jatuhnya Bagnaia sangat menarik karena tepat setelah tikungan ke kanan, ia berbelok ke kiri," kata Melandri.
"Hampir semua orang melakukannya dengan gigi dua: Bezzecchi, Martin, Quartararo, Marquez..."
"Pecco adalah satu-satunya yang menggunakan gigi tiga. Dia mungkin mengganti aspal yang berlubang atau semacamnya, tetapi dengan gigi tambahan, Anda cenderung mengurangi pengereman mesin."
"Menurut saya, ketika dia mendorong lebih keras, dia mendapati dirinya dalam masalah sehingga dia membuat kesalahan itu," tutur Melandri.
Baca Juga: Ducati Awas, Honda Punya 1 Syarat Berbahaya demi Marc Marquez Pindah ke Gresini dengan Cuma-Cuma
Selain itu, Melandri justru lebih menyoroti gaya membalap murid Valentino Rossi lainnya yakni Marco Bezzecchi.
Meskipun perolehan poin Bezzecchi masih cukup jauh dari Martin dengan tertinggal 31 poin dan berjarak 44 poin dari Bagnaia.
Tetapi Melandri mengatakan bahwa Bezzecchi adalah pembalap yang luar biasa dan lebih tenang.
"Marco Bezzecchi berada dalam kondisi yang luar biasa. Saat berada di depan, ia berada di zona nyaman dan tidak pernah kesulitan," ujar Melandri.
"Sementara Martin jauh lebih menderita. Saya sangat menyukai gaya berkendara Bezz: tidak pernah ada kesalahan, dia terlihat seperti sedang bersenang-senang."
"Ia (Bezzecchi) mengendarainya seperti neraka. Martin dan Bagnaia lebih ekstrem di atas motor, Bezzecchi tidak terlalu terekspos, tetapi semuanya terlihat penuh perhitungan," ucap Melandri.
"Di Ducati, mereka tetap membawa hal-hal kecil, tetapi tidak mudah bagi Pecco yang bisa dibilang sendirian, tanpa rekan saat ini."
"Mereka mungkin lebih baik tidak membawa banyak hal baru dan membiarkan Bagnaia lebih santai di akhir musim," ujarnya.
Baca Juga: Update Klasemen MotoGP 2023 - Keteledoran Klasik Francesco Bagnaia Datangkan Risiko Fatal
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar