Sayangnya, Gregoria goyah di poin-poin kritis sehingga kehilangan momentum.
Usai kalah tipis 20-22 di gim pembuka, juara Spain Masters itu juga tertekan di gim kedua hingga kehilangan tujuh poin beruntun yang berlangsung hingga poin ke-21.
Tampil di laga pertama tentunya akan menghadirkan tekanan yang berbeda. Namun, Gregoria pernah membuktikan bahwa dia bisa.
Di Asian Games 2018, Gregoria selalu memberi poin pembuka bagi tim putri walau menghadapi lawan sekaliber Sung Ji-hyun (Korea Selatan) hingga Akane Yamaguchi (Jepang)
"Memang dibandingkan lawan-lawan yang akan dihadapi, lawan kami pasti lebih diunggulkan," kata Gregoria yang menjadi kapten tim putri dalam siaran pers dari PBSI.
"Tetapi, saya tidak mau terpengaruh dengan itu. Saya coba untuk melewati itu satu per satu, juga dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik."
"Semoga dengan hal itu, bisa menular juga ke teman-teman yang lain," tutur pemain yang makin eksis dalam persaingan tunggal putri papan atas.
Laga sengit berikutnya akan terjadi di ganda putri saat dua pasangan terbaik masing-masing negara bertemu.
Malahan ulangan final Kejuaraan Dunia 2023 akan tercipta karena Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti bertemu lagi dengan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Semangat pantang menyerah seperti ketika sukses menjuarai Hong Kong Open 2023 baru-baru ini diharapkan dapat ditampilkan lagi oleh Apriyani/Fadia.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id, bwf.tournamentsoftware.com |
Komentar