"Setelah cedera dan bangkit lagi, cedera lalu bangkit lagi, saya akhirnya bisa kembali berlari dengan cukup baik tanpa trauma dan keluhan saat mencoba batas maksimal,” ucapnya.
"Semoga momentum ini bisa terjaga. Harapannya, saya bisa lebih sering dikirim ikut kejuaraan internasional ataupun pemusatan latihan di luar negeri lebih lama."
"Itu sangat penting untuk menumbuhkan motivasi karena bisa berlatih ataupun berlomba dengan pelari-pelari luar negeri yang kecepatannya lebih baik," tuturnya.
Zohri mau tidak mau harus meningkatkan diri.
Persaingan nomor paling bergengsi di atletik ini makin memanas bahkan dari sejak kawasan Asia Tenggara.
Puripol Boonson dari Thailand (17 tahun) meraih medali perak dan Muhammad Azeem Fahmi dari Malaysia (19 tahun) merebut perunggu dalam balapan yang sama.
Boonson mencatatkan waktu terbaik pribadi 10.06 detik di semi final kemudian meningkatkannya menjadi 10,02 detik di final.
Adapun Azeem Fahmi tadinya berada di belakang Zohri pada semifinal tetapi dapat meningkatkan torehannya menjadi 10,11 detik.
"Meskipun medali perak, saya telah melakukan yang terbaik dan mencetak rekor pribadi, jadi saya sangat bangga dengan hasil hari ini," kata Boonson, dikutip dari Olympics.
"Kompetisinya memang sulit karena saya adalah yang termuda. Kompetitor lainnya sudah pernah mengikuti kompetisi dunia sebelumnya."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | kompas.id, Olympics.com, NST.com.my |
Komentar