Di babak empat besar, atlet didikan PB Djarum ini menumpas perlawanan Huang Lin Ran (China) juga dalam dua gim langsung dengan skor 21-17, 21-19.
Setelah diselingi laga melawan sesama pemain kuda hitam, Chiara kembali ke tantangan besar dengan melawan favorit juara lainnya.
Adalah unggulan kedua, Pitchamon Opatniputh (Thailand), yang menjadi lawan Chiara dalam misi mengulangi prestasi seniornya, Gregoria Mariska Tunjung, pada 2017.
Opatniputh bukan lawan sembarangan.
Atlet berusia 16 tahun itu menjadi sensasi di Thailand dan bukan cuma karena paras cantik hingga disebut "pemain berwajah manis" tetapi juga karena prestasi yang mentereng.
Tahun lalu Opatniputh menjadi juara sebanyak tiga kali di turnamen senior yaitu Swedish Open, Denmark Masters, dan Bahrain International Challenge.
Di final Bahrain IC 2022, junior Ratchanok Intanon itu merengkuh gelar usai mengalahkan pemain muda andalan Indonesia yaitu Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Opatniputh juga telah dipanggil untuk memperkuat Tim Putri Thailand saat merebut perunggu di Uber Cup 2022 lalu emas di SEA Games 2021 dan 2023.
'Pink' Pitchamon Opatniputh is aware of her online following but has chosen to restrict her social media engagement.#BWFWorldJuniors #Spokane2023
— BWF (@bwfmedia) September 26, 2023
https://t.co/p2Cap3BCgI
Chiara tak gentar dengan profil besar lawan yang punya 97 ribu pengikut di Instagram itu.
Dia juga berambisi untuk menjadi juara. Risiko harus menanggung tekanan lebih pun siap diatasinya juga.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BWFBadminton.com, PBSI.id |
Komentar