"Saya kuat bahkan di saat kelam. Saya menutup akun jejaring sosial dan membatalkan beberapa wawancara agar bisa fokus penuh pada pekerjaan."
"Finis keempat memang bukanlah kemenangan atau podium. Namun, hasil bagus inilah yang memberi saya kepuasan dan menunjukkan bahwa kerja keras saya membuahkan hasil," tandas Diggia.
Sedih dan Pahit Getir Terusir dari Gresini
Nasib Diggia di Gresini tinggal menghitung bulan dan akan segera berakhir.
Kepastian tentang ke manakah dia akan bernaung pada musim depan pun belum jelas.
Diggia masih berharap bisa bertahan di kelas MotoGP yang baru dicicipinya selama dua musim.
Tetapi jika memang tak ada tim yang mau menampungnya, dia rela harus beralih ke ajang balap lain.
"Tentu saja saya sangat sedih, kami telah melalui banyak hal bersama mulai dari Moto3 dan Moto2 hingga berpulangnya Fausto Gresini (pemilik tim Gresini, red)," kata Diggia.
"Kami membangun tim bersama-sama dan mereka tahu betapa sulitnya tahun lalu bagi saya. Itu sebabnya mereka tahu bahwa saya menjadi lebih baik dan hanya butuh waktu serta kepercayaan."
"Namun pada akhirnya, ini adalah perkara bisnis. Saya harus menerimanya."
"Saya pikir sangat disayangkan ajang balap MotoGP ini kehilangan seorang pembalap yang melakukan pekerjaannya dengan baik. Saya semakin menunjukkan bahwa saya telah mendapatkan tempat di bidang ini."
"Hanya ketika yakin bahwa saya tidak akan mendapatkan tempat di sini tahun depan barulah saya melihat kejuaraan lainnya," pungkas Diggia.
Baca Juga: Kilas Kegilaan MotoGP Indonesia 2023, Dari Marc Marquez, Tim Valentino Rossi Sampai Mario Aji
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar