BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, mengatakan bahwa rival terdekatnya di klasemen MotoGP 2023, Jorge Martin (Prima Pramac) adalah satu-satunya pembalap yang membuat ban belakang lunak bertahan selama balapan penuh.
Start dari pole positon, dan langsung melaju kencang sejak lampu hijau menyala hingga memimpin balapan dengan keunggulan gap waktu sampai 3,4 detik, ternyata percuma saja bagi Martin yang akhirnya malah gagal merengkuh podium.
Kekalahan Martin memang cukup ironis. Dia disalip empat pembalap sekaligus di saat bannya sudah sekarat di delapan tikungan tersisa pada lap terakhir.
Detik demi detik balapan pembalap 25 tahun itu "hancur" di depan matanya sendiri ketika menyadari bahwa motornya tak bisa melaju lebih kencang karena kausan ban belakang yang semakin habis.
Martin ditikung rekan setimnya sendiri, Johann Zarco, yang meraih kemenangan perdana di kelas premier setelah menanti selama 7 tahun lamanya.
Berikutnya juga ditikung rival sengitnya, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dalam perburuan gelar juara dunia, yang berhasil meraih podium runner-up, disusul Fabio Di Giannantonio (Gresini Ducati) di posisi ketiga.
Namun, kondisi tersebut dianggap Bagnaia bukan hal yang mengejutkan.
Juara bertahan MotoGP, yang seperti pemenang balapan Johann Zarco, mengatur waktu serangannya di akhir balapan dengan sempurna saat ia mengalahkan tiga pembalap dalam dua lap.
Bagnaia dibantu oleh Johann Zarco (Prima Pramac) yang memaksa menerobos Brad Binder (Red Bull KTM) yang membuka jalur baginya untuk menyalip.
Kecepatan Bagnaia sangat bagus meski startnya relatif lambat karena Martin, Binder, dan Fabio Di Giannantonio menjauh darinya.
"Tentu saja. Itu sangat sulit, sangat lama. Saya pikir kami melewatkan Q2 kemarin hanya karena kami mencoba bekerja pada ban medium dan melakukan lebih banyak putaran dengan ban medium," kata Bagnaia dilansir dari Crash.
"Tahun ini tingkat cengkeramannya lebih rendah dibandingkan tahun lalu, tetapi performanya lebih cepat."
"Saya yakin ban medium akan kesulitan dalam balapan, tetapi kami berhasil melakukan pekerjaan dengan baik."
"Perasaan saya pulih kembali pagi ini dan kualifikasi sangat penting untuk mendapatkan barisan depan," ujar pembalap asal Italia itu.
"Pada suatu saat dalam balapan saya sedikit khawatir karena Binder akan menjauh, tetapi begitu saya melihat Jorge terjebak di jarak yang sama, saya berkata kami akan mengejarnya."
"Saya berharap untuk mengejarnya lebih cepat, tetapi akhirnya, di lap terakhir kami berhasil," aku pembalap yang akrab disapa dengan Pecco itu.
Bagnaia berhasil menyalip rivalnya, Martin, di tikungan keempat lap terakhir, setelah Zarco menciptakan celah dengan masuk ke bagian dalam rekan setimnya.
Martin kemudian turun ke posisi kelima karena ban belakangnya yang lunak menyebabkan dia berputar keluar dari tikungan yang lebih cepat.
Berbicara tentang pertaruhan ban lunak Martin, Bagnaia menambahkan: "Saya pikir dia adalah satu-satunya yang memiliki kemungkinan untuk balapan dengan ban lunak."
"Kemarin dia melakukan banyak lap dan cukup cepat. Tapi menurut saya jumlah lap maksimal adalah 19 termasuk saat start. Dalam balapan selalu ada cerita yang berbeda," aku Bagnaia.
"Ketika saya melihat jaraknya, tidaklah cukup untuk memiliki sedikit margin di lap-lap terakhir. Saya hanya berusaha berhati-hati dengan ban belakang dan saya tahu begitu Brad dan Fabio bertarung, saya bisa mengejar mereka dengan lebih mudah," tutur Bagnaia.
Bagnaia masuk dalam daftar 18 dari 21 pembalap yang menggunakan ban belakang medium.
Ban lunak membutuhkan manajemen tersendiri agar bisa tampil maksimal di akhir balapan.
“Hari ini sangat penting untuk tetap tenang dengan ban," kata pemimpin kejuaraan itu.
"Segera setelah saya melihat Martin pergi, saya tahu dia akan menggunakan ban jenis lunak," aku Bagnaia.
"Itu adalah satu-satunya strategi yang lembut untuk memacu motor seperti ini. Jelas bagi saya bahwa dia akan mengalami penurunan seperti ini."
Kesengsaraan Martin menjadi berkah bagi Bagnaia lagi. Sebelumnya, Bagnaia yang sempat tersusul Martinator setelah sprint race MotoGP Indonesia 2023, kembali ke puncak setelah Martin mengalami crash.
Bagnaia juga mencatat start buruk di Mandalika sejak MotoGP Portugal 2022 dengan memulai balapan dari posisi ke-13.
Bagnaia kini makin kokoh memimpin klasemen MotoGP 2023 dengan 366 poin.
Jumlah itu membuatnya semakin unggul atas Martin dengan selisih 27 poin. Selisih ini bertambah setelah sempat menipis dengan 18 poin seusai balapan seri MotoGP Indonesia 2023, pekan lalu.
Martin saat ini masih tertahan di peringkat kedua dengan torehan 339 poin.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar